Sering Digigit King Kobra, Ini Rahasia Panji Petualang Jinakkan Ular
- U-Report
VIVA – Siapa yang tidak kenal dengan Panji Petualang? Sosoknya mulai dikenal luas mayarakat lantaran aksinya yang menantang dalam sebuah variety show mengenai hewan buas di salah satu stasiun televisi swasta di tahun 2000an.
Panji diketahui juga memelihara binatang buas seperti King Kobra yang dinamainya Garaga. King kobranya sempat dibawanya dalam acara podcast Deddy Corbuzier yang ada di channel Youtubenya pada Desember lalu.
King kobra yang dibawa Panji pun terbilang begitu besar. Dijelaskan Panji King Kobra merupakan ular berbisa terpanjang di dunia dengan panjang maksimal hingga mencapai 1 meter.
"Dan sekali gigitan dia bisa sampai injek 2 gram racun ke tubuh korban. Yang terjadi adalah semacam kejang-kejang, gagal napas, kemudian meninggal," kata Panji.
Saat sesi wawancara antara Panji dan Deddy Corbuzier terlihat King Kobra yang dibawa Panji selalu menatap orang-orang yang ada di depan sang ular. Sontak saja, hal tersebut membuat Deddy penasaran, mengapa King Kobra selalu melihat manusia.
Ternyata jawaban yang dijelaskan Panji terkait pertanyaan yang diajukan Deddy cukup membuat bulu kuduk merinding. Dan membuat beberapa staff Deddy ketakutan, apalagi bagian kepala ular tersebut berada di atas seolah-olah ingin menerkam staff Deddy yang berada di ruangan itu. Terlihat staf perempuan dan lelaki dalam ruangan itu ketakutan melihat tingkah king kobra yang dibawa Panji.
"Karena menganggap semua orang ancaman, king kobra itu pendendam gue gak tau kenapa pokoknya dia kesel liat manusia," kata Panji.
Dalam acara itu, dijelaskan Panji meski dirinya memiliki kedekatan dengan ular, diakuinya dia sering digigit ular.
"Pernah digigit ular?," tanya Deddy
"Sering," jawab Panji.
"Lalu apa yang lo lakukan?," tanya Deddy lagi.
"Yang gue lakukan diam aja nanti sembuh sendiri. Biasanya kesel ngelakuin hal yang dia gak suka dia gigit kayak tadi ambil bisa dia ga bisa diem. Kita harus tau kapan dia ga kesel baru kita lepas kepalanya," jelas Panji.
Panji melanjutkan meski sering digigit, dirinya mengaku tidak pernah berbuat kasar kepada ular peliharaannya.
"Gue ga mau kasar ke mereka meski mereka kasar ke gue. Sepasif-pasifnya ular dan segadengernya mereka mereka mengerti manusia pengin dari mereka kita tulus kalau kita ga tulus mereka bisa gigit," jelas dia.
Dalam kesempatan itu, Panji juga menjelaskan bagaimana penanganan atau pertolongan pertama yang harus dilakukan ketika seseorang tergigit ular berbisa. Hal yang perlu dilakukan adalah dengan meng "gips" area atau permukaan yang tergigit ular sebelum akhirnya membawa korban ke rumah sakit.
Meng "gips" area yang terkena bisa ular king kobra perlu dilakukan mengingat kata dua, ketika tergigit ular berbisa King Kobra racun ini tidak langsung menjalar ke aliran darah. Racun tersebut, kata dia akab tertahan di kelenjar getah bening.
"Fasenya 2-3 jam, semakin banyak gerakan di lokasi tergigit makin cepat rekasi bisa menyebar ke darah
Pertolongan pertama gips di bagian terluka seperti patah tulang. Di tangan digips supaya ga gerak baru langsung bawa ke rumah sakit," jelas Panji.
Di sisi lain, Panji juga menjelaskan ular sering dikonsumsi masyarakat. Hal ini lantaran adanya mitos darah dan daging ular yang dipercaya bisa menyembuhkan suatu penyakit.
Tidak heran ular memiliki harga yang tinggi jika di bawa ke penjagalan ular seperti di kawasan Jakarta Barat.
"Ular bukan hewan konsumsi. Ada beberapa pengepul ular kirim ular ini ke restoran yang makan ular harga per kilonya di Jakarta Rp500 ribu. Diyakini minum darah bisa obati penyakit tertentu. Makan dagingnya bisa diyakini obati gatal ," jelas dia.