Sedih, Pria Keterbelakangan Mental Ini Rawat Ibunya yang Sakit
- Youtube
VIVA – Memiliki masalah keterbelakangan mental sering membuat seorang kesulitan melakukan aktivitas. Tapi tidak demikian dengan seorang lelaki keterbelakangan mental? berusia 50 tahun dari Vietnam.Â
Dengan kondisi yang demikian, ia harus merawat ibunya yang sakit dan selalu merawatnya seumur hidupnya. Seperti dilansir dari World of Buzz, perempuan yang sekarang berusia 90-an, memiliki lima anak. Dua dari mereka meninggal sementara dua lainnya menikah dan memulai keluarga mereka sendiri.
Putra bungsunya mengalami keterbelakangan mental? sejak ia masih kecil dan selalu bergantung padanya. Ia tumbuh di bawah asuhan ibunya. Namun, sekarang dia semakin tua dan memiliki banyak masalah kesehatan. Hal ini membuat perempuan itu menjadi sangat sulit baginya untuk tidak hanya merawat putranya, tetapi juga merawat dirinya sendiri.
Tanpa uang yang cukup untuk tagihan medis, ia hanya berbaring di tempat tidur sambil berpikir bahwa ia akan baik-baik saja.  Melihat kondisi ibunya, putranya memutuskan untuk mengambil tanggung jawab merawat ibunya sendiri. Dia tahu bahwa dia telah menjadi orang yang merawatnya selama ini dan mengatakan bahwa sekarang adalah tugasnya untuk menghormatinya.
Namun, karena keterbelakangan mental?, ia kesulitan untuk menemukan pekerjaan. Jadi, ia pergi ke pasar setiap hari untuk mencari pekerjaan dan mendapatkan nafkah.
Dan karena dia khawatir meninggalkan ibunya sendirian di rumah dan takut sesuatu yang buruk akan terjadi padanya, dia akan bangun sebelum matahari terbit ketika ibunya tidur dan pulang ke rumah pada waktu fajar.
Dia menghasilkan uang dengan mengambil sampah dan membeli makanan untuk ibunya. Tetapi karena ia tahu bahwa sang ibu terlalu sakit untuk mengonsumsi makanan padat, dia akan membeli susu untuknya.
Selain itu, ia akan mengganti popok untuknya dan membersihkan tubuhnya. Berita tentang pria ini dan pengabdiannya kepada ibunya menyebar online dan berhasil menyentuh netizen di Vietnam.
Agung Wicaksono Menginspirasi dengan Pendekatan Ini untuk ITB
Agung optimistis bahwa dengan semangat keberagaman ini, ITB dapat mencapai posisi di 150 besar universitas dunia
