3 Fakta Tanaman Porang yang Bikin Mantan Pemulung Jadi Miliarder
- VIVA.co.id/Nur Faishal
VIVA – Tanaman porang jadi perhatian setelah banyak kisah petani sukses yang membudidayakannya. Porang merupakan tumbuhan amorphophallus, marga dari suku talas-talasan. Secara penampilan, porang tumbuh dengan tangkai tunggal atau batang bercorak belang-belang hijau-putih.
Tanaman porang ini biasanya tumbuh di bawah pohon penyangga seperti pohon jati. Ternyata, porang juga punya sejumlah manfaat dan menjadi komoditas yang menghasilkan.
Berikut ini beberapa hal yang bisa kamu ketahui tentang tanaman porang.
1. Manfaat Tanaman Porang
Umbi yang ada di bagian dasar tungkai tanaman porang ternyata bisa diolah untuk produk kecantikan dan kesehatan. Dalam sebuah kesempatan, Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Artomoro, Rianto mengatakan, tanaman porang ini biasa digunakan untuk bahan dasar obat-obatan, kosmetik, dan campuran kertas.
"Dia punya zat namanya glukomannan dan mengandung banyak karbohidrat nonkolesterol kalau dikonsumsi," tuturnya.
Selain itu, porang juga bisa digunakan untuk bahan baku tepung, penjernih air, pembuatan lem dan jelly.
2. Komoditas Unggulan Jawa Timur
Budidaya tanaman porang banyak dilakukan di daerah hutan, termasuk Jawa Timur. Warga desa Bendosri, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, misalnya. Budidaya tanaman porang dilakukan di kawasan hutan jati di wilayah Perhutani yang ada di perbatasan Nganjuk dan Madiun.
Ada juga budidaya tanaman porang di Desa Selur, Kecamatan Ngrayun, Ponorogo dan juga di Desa Kepel, Kecamatan Kare, Madiun.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan bahwa tanaman porang adalah komoditas unggulan provinsi yang dipimpinnya. "Karena hampir 100 persen diekspor," kata Khofifah. Dia juga berharap agar bibit porang tidak dibawa ke luar negeri karena khawatir malah dikembangkan di sana.
3. Bisnis Menjanjikan
Banyak kisah sukses petani porang yang beredar. Salah satunya Paidi di Madiun yang dulunya merupakan pemulung. Bermodal penelusuran Google dan belajar sendiri, Paidi berhasil mengembangkan tanaman porang di desanya, Kepel.
Dari usahanya tersebut, berdasarkan liputan Juni 2019, Paidi mengaku berhasil mengantungi uang lebih dari Rp1 mliar. Konon, panen tanaman porang dengan bibit bubil (katak) 30 kg bisa menghasilkan Rp72 juta.