Kisah Swietenia, Pungut Sampah Taruhan Nyawa
- bbc
Bertahun-tahun lalu, kata Tenia, ia masih bisa menemukan ikan badut berenang di perairan Pulau Pramuka juga terumbu karang yang cantik.
"Tapi, titik itu sekarang ketutup sampah yang nggak bisa didaur ulang," ujarnya.
DCA, yang didirikan Tenia bersama dua temannya, rutin menyelam sambil membersihkan laut di Pulau Seribu.
Mereka menemukan 63 persen sampah yang berakhir di laut adalah sampah-sampah plastik yang tidak laku dijual ke pelapak, seperti sedotan dan saset.
Tak hanya membersihkan laut, mereka juga berkeliling daerah pesisir untuk mengedukasi warga terkait pemilahan dan pengelolaan sampah.
Pengalaman pertamanya memungut sampah di kepulauan itu pun masih dikenangnya.
"Suka diledekin mbak ngapain mulung sampah?" ujarnya sambil tersenyum.
Ia pun harus berjibaku dengan bermacam-macam sampah, dari popok dan pembalut bekas pakai, hingga belatung yang menggerogoti sampah-sampah organik.
"Awal-awal jijik mau nangis. Tapi inget lagi niatnya untuk lingkungan, untuk kebaikan," kata Tenia.
Tenia mengatakan mengubah kebiasaan masyarakat pesisir, yang sering tidak peduli dengan kebersihan laut, tentu tidak mudah.
Ia mengatakan warga sering berdalih sampah laut berasal dari daratan.