Kisah Swietenia, Pungut Sampah Taruhan Nyawa
- bbc
Saat naik ke daratan ia dimarahi oleh instrukturnya karena apa yang dilakukannya sangat berbahaya.
"(Tapi) mau gimana? Kalau (sampahnya) nggak diambil akan mencederai hewan di sana," ujar Tenia.
Ia juga menceritakan sebagai penyelam ia sering mengira kantong plastik kresek adalah ubur-ubur, suatu pemandangan yang mungkin akan mengecoh penyu yang memakan ubur-ubur.
"Berapa banyak penyu yang sudah makan kresek?" ujar Tenia, membagikan pertanyaan yang kian mengusiknya.
Indonesia sendiri disebut sebagai produsen sampah di laut terbesar kedua setelah Cina.
Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebut jumlah sampah plastik yang masuk ke laut mencapai sekitar 1,29 juta ton per tahun.
Mulai dari Pulau Seribu
Kegelisahannya melihat polusi laut mendorong Tenia mengajak warga mengurangi penggunaan plastik dan mencegah membuangnya ke laut.
Ia kemudian mendirikan komunitas Divers Clean Action (DCA) di tahun ketiga dirinya menimba ilmu di jurusan teknik lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 2015.
Di awal pembentukan organisasinya, Tenia, yang sudah belajar menyelam dari usia sekolah, memfokuskan kegiatannya pada Pulau Seribu karena ia pernah bermukim di Pulau Pramuka dari tahun 2003 hingga tahun 2007.
Tenia mengatakan ia telah mengamati perubahan dari Pulau Seribu dari tahun ke tahun karena perkembangan masyarakat dan pariwisata yang ada.