Minim Potret Positif Perempuan di Media, Anak Sulit Punya Role Model
- pexels
VIVA – Sosok perempuan dalam media seringkali dicitrakan sebagai tokoh nomor dua. Mayoritas tokoh utama dalam film dan media didominasi oleh laki-laki. Survei yang dilakukan oleh Plan Internasional bersama Geena Davis Institute on Gender in Media, mengungkapkan bahwa hanya 27 persen tokoh perempuan yang digambarkan sebagai pemimpin di layar kaca.
Padahal, ada 42 persen tokoh laki-laki yang diposisikan serupa. Bahkan survei itu juga menemukan bahwa tokoh pemimpin perempuan di film empat kali lebih sering digambarkan berpakaian terbuka dibandingkan laki-laki.
"Di media itu tubuh perempuan digunakan untuk mempromosikan produk, anak perempuan ditempatkan di dapur dan kepemimpinan hanya untuk laki-laki," ujar Direktur Eksekutif Plan Indonesia, Dini Widiastuti, saat ditemui di kantor Google Indonesia, di Jakarta, Kamis, 10 Oktober 2019.
Padahal, menurut Dini, representasi perempuan di media menjadi penting bagi anak perempuan sebagai inspirasinya kelak. Oleh karena itu, lanjut dini, penting untuk membangun opini publik yang positif tentang perempuan maupun pemimpin perempuan di media
"Tema #GirlsTakeover tahun ini adalah anak perempuan di media. Kami melibatkan pimpinan beberapa lembaga yang berperan besar dalam membangun opini publik tentang perempuan di media,” kata Dini.
Dini melanjutkan, bahwa dalam konteks di Indonesia memang masih butuh langkah afirmasi untuk mendorong perempuan menjadi pemimpin. Hal ini berbeda dengan misalnya di Swedia, di mana pemimpin perempuan di sejumlah instansi merupakan norma yang umum.
"Pembagian peran di keluarga dan norma di masyarakat yang masih menganggap bahwa perempuan itu harus di rumah saja menjadi penghambat, mengapa kita sering berada di middle income trap," kata dia.
Sebagai informasi, kegiatan #GirlsTakeover atau ‘Sehari Jadi Pemimpin’ yang digagas Plan Indonesia memberikan kesempatan pada lima anak perempuan mengambil alih posisi Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Duta Besar Swedia untuk Indonesia, pimpinan Google Indonesia dan dua pemimpin redaksi surat kabar di Indonesia.
Kegiatan ini diadakan dalam rangka Hari Anak Perempuan Internasional pada 11 Oktober 2019. Kegiatan yang diselenggarakan setiap tahun ini ditujukan untuk menyampaikan pesan ke publik bahwa anak perempuan juga bisa memimpin. (rna)