Greta Thunberg, Remaja Berani yang Semprot 60 Pemimpin Negara di PBB
- The Telegraph
VIVA – Seorang remaja asal Swedia, Greta Thunberg, menjadi sorotan dunia saat menyampaikan pidato yang emosional di hadapan para pemimpin dunia di KTT Perubahan Iklim PBB. Dengan berani, Thunberg menuduh para pemimpin dunia gagal bertindak dalam mengatasi perubahan iklim.
Ada sekitar 60 pemimpin negara yang ikut serta dalam pertemuan satu hari yang diselenggarakan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres tersebut. Dan Guterres sebelumnya mengatakan, negara-negara hanya boleh berbicara di KTT jika mereka datang dengan rencana aksi untuk mengurangi emisi karbon.
Pidato lantang Greta seolah membuka mata dunia bahwa perubahan iklim adalah masalah besar yang perlu segera dilakukan tindakan. Lalu, siapakah sebenarnya sosok remaja pemberani ini?
Greta Thunberg lahir pada 3 Januari 2003 dari seorang ibu bernama Malena Ernman. Ibunya adalah seorang penyanyi opera Swedia, sedangkan ayahnya, Svante Thunberg, berprofesi sebagai aktor. Thunberg lahir dan besar di Stockholm, Swedia.
Pertama kali Thunberg mengenal perubahan cuaca adalah saat ia berusia 8 tahun. Saat itu, ia tidak mengerti kenapa sedikit sekali aksi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tiga tahun kemudian, ia menjadi depresi dan kelelahan, berhenti makan dan bicara, dan akhirnya didiagnosis dengan sindrom Asperger, obsessive–compulsive disorder (OCD), dan selective mutism. Meski mengakui penyakitnya membatasi dirinya, tapi ia tidak memandang autisme yang ada di tubuhnya sebagai penyakit, melainkan kekuatan dirinya.
Beberapa tahun kemudian, selama dua tahun ia menantang kedua orangtuanya untuk mengurangi jejak karbon dengan menjadi vegan dan berhenti bepergian dengan pesawat. Itu sama saja artinya kedua orangtuanya harus memutus karier mereka sebagai penyanyi opera internasional. Tapi, gerakan itu berhasil dilakukan dan orangtua Thunberg ingin memberikan harapan bahwa apa yang dilakukan putrinya bisa memberikan perubahan.
Pada akhir 2018, Thunberg mulai melakukan aksi unjuk rasa mengenai cuaca dan memberikan pidato publik. Dari sanalah ia mulai dikenal secara internasional sebagai aktivis perubahan iklim. Pada Januari 2019, remaja bernama lengkap Greta Tintin Eleonora Ernman Thunberg itu pernah diundang untuk berbicara dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos.
Kecerdasan Thunberg dalam menyuarakan kegelisahannya melalui pidato membawanya memenangkan kompetisi penulisan artikel debat Svenska Dagbladet tentang iklim untuk kaum muda pada Mei 2018. Pada November di tahun yang sama, ia mendapat beasiswa Fryshuset dari Model Peran Muda Tahun Ini. Dan pada Desember 2018, majalah Time menyebut Thunberg sebagai salah satu dari 25 remaja paling berpengaruh di dunia tahun 2018.
Menurut AFP, Greta Thunberg dinominasikan sebagai salah satu kandidat peraih Nobel Perdamaian di tahun 2019 oleh tiga anggota parlemen Norwegia. Thunberg memang dikenal dengan cara bicara yang blak-blakan dan berdasar fakta, baik di depan publik, para politikus, hingga anggota dewan.
Karena itu, pada acara KTT Perubahan Iklim PBB ia dengan berani Thunberg menyampaikan pidato emosional dan menuduh 60 pemimpin dunia gagal bertindak dalam mengatasi perubahan iklim. Dan pada Agustus 2018 lalu, Thunberg juga menjadi tokoh terkemuka untuk memulai aksi mogok sekolah pertama untuk iklim di luar gedung parlemen Swedia.