Minum Bubble Tea Tiap Hari, Gadis 8 Tahun Kanker Ginjal dan Meninggal
- Pixabay/sam651030
VIVA – Konsumsi makanan yang sehat dan seimbang sangat penting bagi anak-anak. Ini lantaran di usianya yang masih dalam tahap pertumbuhan, sehingga mereka butuh asupan nutrisi yang cukup dan seimbang.
Namun, seiring dengan berkembangnya zaman, banyak orangtua yang mengabaikan hal itu. Mereka kerap kali membiarkan anak jajan sembarangan. Padahal, jajan sembarangan dengan gizi yang tidak seimbang bisa berdampak pada kesehatan si kecil.
Hal inilah yang dialami seorang gadis berusia 8 tahun asal China. Seperti dilansir dari World of Buzz, Kamis, 8 Agustus 2019, ayah dari gadis tersebut merupakan koki makanan penutup. Dia sangat mencintai putrinya, jadi dia akan selalu membawa pulang makanan yang baik untuknya.
Sejak anaknya berusia dua tahun, sang ayah akan membawa makanan penutup dan teh bubble atau boba yang lezat untuknya setelah dia selesai bekerja. Ini salah satunya, karena sang anak juga menyukai makanan manis.
Selama bertahun-tahun hal itu berlangsung dan gadis tersebut mengalami kelebihan berat badan. Puncaknya pada Januari tahun ini, ketika berusia delapan tahun, ia mulai mengeluh sakit perut yang terjadi terus menerus.
Penyakit itu semakin memburuk sehingga dia tiba-tiba kehilangan banyak berat badan hanya dalam beberapa hari dan orangtuanya yang cemas membawanya ke rumah sakit. Dokter melakukan beberapa tes pada gadis itu dan menemukan bahwa hati dan ginjalnya rusak parah.
Bahkan sangat buruk, sehingga dia didiagnosis menderita kanker ginjal. Dokter menanyakan sejumlah pertanyaan pada orangtuanya dan kebiasaan sang ayah membawa pulang makanan penutup dan teh bubble untuk gadis itu, kemungkinan menjadi penyebab sakitnya anak malang itu.
Dia memberi tahu ayah gadis itu bahwa terlalu banyak makanan manis tidak baik untuk ginjal, terutama ketika seseorang memakannya setiap hari seperti putrinya. Dia juga masih muda sehingga ginjalnya menjadi korban dan akhirnya menyebabkan kanker ginjal. Ketika ayahnya mendengar hal ini, dia menangis dan menyesali tindakannya.
"Itu semua salahku. Aku telah menyakiti putriku dan menyebabkan dia jatuh sakit," kata sang ayah.
Sayangnya, gadis kecil itu tidak selamat dari perawatan. Setelah 30 hari dalam perawatan intensif, dia meninggal dunia. Sang ayah kini hanya bisa menyesali apa yang telah dilakukannya itu. (ase)