Pengalaman Sandiaga Uno Nekat Olahraga di Tengah Buruknya Polusi Udara
- VIVA.co.id/Anwar Sadat
VIVA – Olahraga jadi salah satu cara untuk menjaga kesehatan, namun berolahraga saat kualitas udara buruk tentu sangat tak disarankan. Nah, kualitas udara DKI Jakarta pernah jadi yang terburuk di dunia berdasarkan data AirVisual beberapa waktu lalu. Â
Kondisi Jakarta tersebut pun dikeluhkan Sandiaga Uno. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini merupakan penggemar olahraga, terutama lari, sehingga polusi udara membuatnya kesulitan melakukan hobinya.
"Saya tahanin enggak pakai masker tapi sekarang sudah mulai berasa nih karena saya bandel tetap olahraga di luar seminggu sampai 10 hari terakhir ini sudah mulai kelihatan ada infeksi di saluran pernapasan," kata Sandi saat ditemui saat peluncuran Herbamojo di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 8 Agustus 2019.
Dengan kualitas udara Jakarta yang buruk dalam beberapa hari belakangan, dia menyarankan untuk menggunakan alat penyaring seperti masker bagi yang punya banyak aktivitas di luar ruangan. Itu demi mengurangi risiko menghirup udara yang telah terpapar polusi. Namun Sandi sendiri mengaku tidak bisa mengurangi intensitas olahraganya.
"Sangat tidak nyaman, makanya keringetan tapi waktu kemarin sepedaan dan pas lari itu susah. Tapi saya juga enggak bisa mengurangi karena sudah rutinitas, jadi habbit. Sudah jadi kewajiban, kalau ada yang tertinggal jadi ngerasa ada yang kurang dan mood-nya jelek," tutur Sandi.
Nah, supaya bisa tetap berolahraga dan tak terkontaminasi polusi udara, dia kini memilih untuk melakukannya di dalam ruangan. Olahraga yang dilakukan menggunakan treadmill dan stationary bike.
"Jadi banyak olahraga di dalam ruangan banyak treadmill sama stationary bike," kata dia.
Sebagai informasi, beberapa waktu lalu Jakarta menjadi kota dengan polusi udara terburuk di dunia versi AirVisual. Jakarta menempati peringkat teratas dengan kondisi udara tidak sehat.
Dilansir dari laman AirVisual, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di angka 181. Bahkan pada Selasa 30 Juli 2019 tercatat, AQI Ibu Kota berada di angka 216. Ini artinya, kualitas udara Jakarta berada di level ungu atau sangat tidak sehat.