Kaus Ini Ternyata Dibuat dari Limbah Botol Plastik
- VIVA.co.id/Bimo Aria
VIVA – Sampah plastik masih menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi berbagai negara di dunia. Indonesia sendiri disebut sebagai penghasil sampah plastik terbesar di dunia. Hal ini membuat banyak pihak terus berupaya mengurangi produksi sampah plastik.
Beberapa pihak seperti sejumlah restoran mulai membatasi penggunaan sedotan plastik. Sementara yang lainnya, justru mengolahnya menjadi produk yang bisa digunakan kembali. Seperti salah satunya yang dilakukan oleh Coca Cola Company yang mengolah limbah botol plastiknya menjadi kaus, hingga kursi plastik.
"Jadi botol plastik bekas itu kita pilah dengan sampah lain. Ini dilakukan agar lebih mudah direcyle. Kemudian masuk ke dalam bahan baku jadi industri daur ulang," kata Public Affairs and Communications Director Coca-Cola Indonesia, Triyono Prijosoesilo, pada acara peluncuran program Plastic Reborn 2.0, di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu, 17 Juli 2019.
Setelah masuk ke dalam industri daur ulang, limbah botol plastik itu kemudian diolah menjadi berbagai produk seperti kain polyster, dakron dan juga alat perekat. Triyono mengungkapkan bahwa pihaknya berencana untuk mengolah limbah itu menjadi wadah plastik untuk makanan dengan standar food grade.
"Masalahnya masih belum siap jadi kami tiga minggu lalu bertemu dengan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) Badan POM, untuk membahas standar produksi food grade plastic PET. Karena standarnya belum ada jadi ya susah juga kalau ada industri daur ulang kalau tidak ada standar gimana," kata Triyono.
Sehingga, menurutnya ada banyak tahapan yang mesti dibangun dan butuh kerja sama dari berbagai pihak. Dengan program yang telah dijalankan, ia mengatakan bahwa pihaknya berhasil mendorong daur ulang kemasan hingga 74 persen limbah botol plastik dari produknya.
"Kami berharap dapat memberikan pemahaman baru bahwa kemasan plastik bekas pakai sebenarnya dapat 'dihidupkan kembali' menjadi barang bernilai tinggi, bahkan dapat digunakan untuk membangun lingkaran ekonomi yang baru," kata Triyono.
Sebagai informasi program Plactic Reborn 2.0, mengajak dan membina talenta-talenta muda penggiat sampah Indonesia untuk berkolaborasi menghasilkan solusi pengumpulan limbah kemasan yang berorientasi pada penggunaan teknologi, dengan pendekatan unik akselerasi bisnis berbasis limbah.