Gadis 5 Tahun Jago Ukir Sayuran, Ada Alasan Pilu di Baliknya
- Kuaishou
VIVA – Beberapa waktu belakangan, seorang anak berusia enam tahun bernama Liu Limei tengah viral di dunia maya. Hal ini lantaran sebuah video tentang kemampuan dirinya dalam memotong makanan dengan menggunakan pisau khas Cina.
Sangat terampil dengan pisau, Liu tidak hanya mahir memotong buah dan sayuran menjadi dadu atau irisan yang sempurna. Dalam video yang diunggah di media sosial sejak Februari lalu, dia bahkan dapat membuat ukiran makanan yang artistik.
Wortel dapat dipotong menjadi bentuk burung layang-layang dan bunga. Sebatang seledri bisa diubah menjadi gaun. Bunga dan daun teratai dapat dibuat dari irisan bawang ungu, terong, dan mentimun. Gadis kecil itu menggunakan pisau besar seperti tongkat ajaib yang bisa mengubah buah dan sayuran normal menjadi sesuatu yang indah di atas piring.
Hingga saat ini, lebih dari 40 karyanya yang dapat dimakan telah ditampilkan di Kuaishou, sebuah platform berbagi video pendek yang populer, di mana ia telah mendapatkan lebih dari 389 ribu pengikut online. Namun, di balik karya seni yang indah itu ternyata ada kisah yang memilukan.
Dilansir dari laman AsiaOne, Liu dulu tinggal dalam keluarga normal di kota kecil Xinshi, kota Leiyang, provinsi Hunan, Cina Tengah. Ayahnya, Liu Guocheng dan ibunya mengelola dua restoran di kota itu. Dia juga memiliki adik laki-laki bernama Liu Gongzheng.
Namun, pada tahun 2017 semuanya berubah ketika penyakit serius menimpa keluarga bocah ini. Adik laki-laki Liu didiagnosis menderita epilepsi pada usia 1 tahun. Kemudian, pada Tahun Baru 2018, ia didiagnosis menderita leukemia limfatik akut.
Bisa ditebak, pengobatan adik Liu membuat tabungan keluarga nyaris habis, hingga utang demi utang terus menggunung. Menghadapi biaya medis yang mahal ini, membuat sang ibu membuat keputusan menyedihkan, melarikan diri dari keluarga itu pada 17 Agustus 2017, dan dia secara perlahan memutus hubungan dengan anak dan suaminya.
Situasi semakin memburuk pada bulan April 2018, ketika Liu Limei terkena Henoch-Schonlein purpura di ginjalnya, kelainan yang memengaruhi pembuluh darah dan biasanya membaik tanpa pengobatan. Akibatnya, anak perempuan itu harus keluar dari sekolah taman kanak-kanaknya. Rumah mereka akhirnya dijual, tapi mereka masih berutang 200.000 yuan atau sekitar Rp410,7 juta.
Sadar akan situasi sulit yang mereka hadapi, Liu Limei, yang saat itu berusia 5 tahun, mulai membantu ayahnya merawat saudaranya di bangsal. Untuk menghibur satu-satunya orang tuanya yang tersisa, dia sering berkata, "Ayah, jangan sedih. Kami akan mendengarkanmu dan bekerja keras untuk membayar utang ketika kami besar nanti."
Selama dua tahun terakhir, keluarga yang terpuruk ini tinggal di tempat tinggal sementara yang ditemukan melalui bibi Liu. Untuk melepaskan sebagian beban dari ayahnya, Liu mulai membantu tugas-tugas rumah tangga ketika dia baru berusia 4 tahun. Sang ayah juga berusaha mencari jalan keluar dari situasi keluarga yang sulit sambil tetap membawa anak-anaknya ke rumah sakit dengan bertani.
Mengikuti saran seorang pegawai toko bahan makanan, sang ayah mulai mengunggah video pendek tentang dua anaknya yang sakit di Kuaishou sejak 4 Juli 2018. Awalnya, videonya tidak menarik banyak perhatian.
Suatu hari di awal 2019, sang ayah melihat bakat putrinya dalam memasak. Liu Limei meniru ayahnya dan memotong dadu wortel. Kemudian, dia mengajari putrinya cara memotong makanan melalui panduannya dan video online. Gadis kecil itu dengan cepat bisa memotong, mengiris, mencincang dan mengukir makanan seperti seorang profesional.
Sejak itu, Liu Guocheng mulai membagikan secara online video putrinya memotong bahan makanan. Sejumlah warganet pun terkagum-kagum melihat betapa terampilnya seorang gadis cilik dalam menggunakan pisau dan menata buah-buahan dan sayuran di piring.
"Seperti seorang koki ahli. Seorang dewasa bahkan tidak bisa melakukan itu," kata seorang warganet.
Tidak sedikit warganet yang mengungkapkan simpati kepada gadis itu dan keluarganya.
"Ketika beberapa anak baru saja belajar cara makan sendiri, anak-anak lain sudah belajar cara memasak untuk keluarga," kata seorang warganet lainnya.
Beberapa warganet pun mengambil tindakan untuk membantu mereka. Pakaian, sepatu, mainan, dan makanan ringan dikirim ke rumah Liu. Dua sumbangan amal berskala besar telah diadakan secara online untuk membantu biaya perawatan anak-anak itu, dan lebih dari 800.000 yuan atau sekitar Rp1,6 Miliar telah terkumpul.
Dengan bantuan orang-orang baik ini, Liu Limei akan kembali ke taman kanak-kanak. Gadis kecil itu juga berkata, "Saat saya punya cukup uang, Saya akan mengganti rumah untuk adik saya, rumah di mana tidak ada tikusnya."
Mengingat musim panas yang membuat gerah dan lembap, mereka pindah ke rumah bambu sederhana yang dibangun oleh ayah Liu di mana tikus dan ular sering masuk ke dalamnya.
Namun, Liu masih terlalu muda untuk memahami semua sensasi media sosial di sekitarnya itu, dan dia sepertinya sangat bersenang-senang menunjukkan keterampilan menggunakan pisaunya di depan kamera. Tetapi, ayahnya mengerti bahwa sensasi seperti itu tidak akan berlangsung selamanya dan dia hanya ingin itu bertahan selama mungkin untuk membawa lebih banyak bantuan kepada keluarga mereka.(nsa)