5 Pesan Menyentuh nan Inspiratif dari Perjuangan Ani Yudhoyono

Ani Yudhoyono saat diajak menikmati udara segar di luar rumah sakit.
Sumber :
  • Instagram/aniyudhoyono

VIVA – Istri Presiden Republik Indonesia ke-6 Ani Yudhoyono, meninggal dunia di tengah perjuangannya melawan kanker darah (leukemia). Ani Yudhoyono meninggal di National University Hospital, Singapura.

Lulus Disertasi Doktor, Ibas Menangis Kenang Ibu Ani Yudhoyono

Menurut Ossy Dermawan, sekretaris pribadi, Ani Yudhoyono meninggal pada pukul 11.50 waktu Singapura. Dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir, mertua dari Annisa Pohan ini diketahui menjalani serangkaian pengobatan di NUH Singapura. 

Selama pengobatan leukimia, kedua anaknya, Agus Harimurti dan Edi Baskoro serta menantunya Annisa Pohan dan Aliya Rajasa, secara bergantian menjaga mantan ibu negara RI ke-6 tersebut. Ani pun sempat mengabadikan momen perjuangannya bersama keluarga besar di akun Instagram pribadinya, @aniyudhoyono. 
Dalam unggahannya itu nenek empat orang cucu ini pun menguntaikan beberapa kalimat motivasi bagi dirinya dan keluarga dalam melawan kanker darah yang diidapnya.

Khofifah: Museum SBY-Ani di Pacitan Selesai 2021

Berikut ini beberapa inspirasi yang diberikan Ani Yudhoyono semasa hidup, seperti dikutip VIVA dari akun Instagram pribadi almarhumah. 

1. Berusaha selalu tersenyum

SBY Ciptakan Lagu Gunung Limo Mengenang Ani Yudhoyono, Amat Syahdu

Awal April lalu, Ibu Ani sempat mengunggah foto dirinya dengan beberapa alat yang menempel di tubuh. Ditemani menantu, Annisa Pohan, dan sang suami, Susilo Bambang Yudhoyono, ibu Ani tampak tegar dengan alat bantu pernapasan yang terpasang di hidungnya. 

Dalam unggahan itu dirinya pun sempat mengungkapkan keinginan untuk tetap tersenyum meski tengah menjalani serangkaian pengobatan. 

"Kuingin selalu memberikan senyum yang terbaik untukmu suami dan anak-anakku sayang. Namun tak selalu bisa muncul. Apakah di foto kedua sudah cukup tersenyum?" tulisnya.

2. Menikmati udara segar

Setelah sempat menjalani perawatan intensif di NUH, Singapura, Ani Yudhoyono diketahui sempat tidak bisa keluar kamar rawatnya selama tiga bulan. Akhirnya pada awal bulan Mei ini, bersama dengan suami dan menantu Annisa Pohan, dirinya berkeliling area NUH menggunakan kursi roda lengkap dengan masker penutup mulut. 

"Alhamdulillah setelah 3 bulan tidak menghirup udara segar, hari ini saya diperkenan dokter keluar ruangan untuk melihat hijaunya daun, birunya langit dan segarnya udara walau hanya 1-2 jam. Terima kasih Ya Allah.... Semoga kesehatanku semakin pulih. Mohon doa teman-teman semua."

3. Berjuang melawan kanker

Setelah Februari lalu dikabarkan dirinya dirawat di NUH Singapura untuk menjalani perawatan kanker darah, pada Maret lalu dirinya mengunggah sebuah kolase enam foto orang-orang yang berjuang melawan penyakit kanker, termasuk dirinya. Dia pun sempat memberikan semangat kepada penderita kanker lainnya yang juga menjalani perawatan kanker. 

"SBY, 6 Maret 2019: 'Memo, dari dulu kita tergolong orang yang optimistis. Kalau yang lain bisa sembuh, insya Allah Memo juga bisa sembuh.' Insya Allah Nurul, Ikhlasul, Jumaila, Aisyah, Sri Rahayu dan kita semua juga bisa sembuh.

Tetap semangat untuk semua pejuang kanker dan jangan lupa untuk terus berikhtiar dan berdoa. Semoga kita diberikan kesembuhan seperti sedia kala oleh Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin."

4. Support antar keluarga

Keluarga menjadi sumber kekuatan Ani Yudhoyono dalam menjalani pengobatan kanker di NUH Singapura. Terlihat anak dan menantunya termasuk Annisa Pohan terlihat sering menjaga dan merawat Memo, sapaannya, selama menjalani perawatan intensif di Singapura.

"Suster Annisa @annisayudhoyono sudah datang, sempat berjemur matahari sebentar. Aku syukuri nikmat Allah yang ada, detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari... #alhamdulillah."

5. Tidak pernah menyerah

Meski menderita penyakit kanker darah, tidak membuat Ani Yudhoyono menyerah. Dirinya pin sempat mengutarakan ketidakpercayaannya dengan vonis dari dokter. Meski begitu dia pun berusaha menjalaninya dengan lapang dada. 

"Menderita sakit, pasti pernah dialami oleh setiap orang, termasuk saya. Wajar saja.. Namun ketika dokter di Singapura menyatakan saya terkena Blood Cancer, rasanya seperti palu godam menimpa saya. Kaget, tak menyangka sama sekali. Rasanya tak ada riwayat dalam keluarga yang pernah terkena penyakit itu. 

Setelah hati saya, Bapak dan keluarga bisa mulai meresapi dan menerimanya, sadarlah saya bahwa Allah Yang Maha Kuasa akan menguji siapa saja hambanya yang dikehendaki. Kali ini saya yang dipilih. Alhamdulillah, baik dokter Singapura maupun Indonesia, berusaha memberikan yang terbaik untuk saya.

Setiap hari saya mencatat pengobatan apa saja yang harus saya jalani, obat, suntikan kemo, transfusi darah dll. Saya jalani dengan tabah, tegar, penuh disiplin. Karena pengobatan itu, saya harus ketat, sementara “diisolasi” untuk menghindari penyakit lain masuk. I can fight this Cancer. With strong supports from everyone in Indonesia and in the world. Thank you very much for your love and care, dear my husband and family. 
Bismillahirrahmanirrahim I can do this!"

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya