Tips Inventasi untuk Milenial yang Ingin Naik Haji dan Umrah

Ilustrasi mengelola keuangan.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Menunaikan ibadah haji menjadi mimpi sebagian besar umat Islam di dunia untuk menyempurnakan Rukun Islam. Namun, masa tunggu yang lama dan biaya yang tak murah membuat banyak yang akhirnya pasrah.

Panja Haji 2025 Usulkan Kemenag Terbitkan Surat Edaran Biaya Cek Kesehatan Jemaah

Pilihan lain untuk bisa beribadah ke Tanah Suci adalah umrah. Meski biayanya tidak seperti haji dan bisa dilakukan kapan saja, namun tetap dibutuhkan perencanaan dan persiapan untuk bisa menjalankannya, terutama kesiapan finansial.

Bagi generasi milenial, bisa menunaikan ibadah haji dan umrah bukanlah sesuatu yang tak mungkin dicapai. Chief Marketing Officer Narada Asset Management, N. Anie Puspitasari mengatakan, yang pertama harus dilakukan adalah memantapkan niat.

Kemenag Umumkan Jadwal Pemberangkatan Haji 2025, Ini Rinciannya

Kemudian, tetapkan target kapan akan berangkat, cek biaya dan jalani gaya hidup yang lebih hemat, menabung dan berinvestasi, jika sekiranya biaya tidak tercapai, carilah tambahan pemasukan lain.

Untuk naik haji, harus dilakukan pendaftaran dan mendapatkan nomor porsi haji yang membutuhkan setoran awal Rp25 juta untuk kemudian menunggu keberangkatan hingga 16-23 tahun. Sedangkan untuk ibadah umrah memiliki waktu yang lebih fleksibel tergantung kesiapan dari masing-masing orang.

Jumlah Petugas Belum Ideal, Kemenag Terus Upayakan Penambahan pada 2025

Mengingat waktu tunggu yang sangat lama, maka sebaiknya mulai menyiapkan biaya awal ini dari sekarang agar ketika sampai di waktu keberangkatan, kita masih bisa beribadah dalam keadaan sehat dan mampu mengikuti semua kegiatan ibadah di Tanah Suci. Biaya awal ini seringkali tidak direncanakan, sehingga hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengelola keuangan untuk menyiapkan biaya ini.

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan adalah setiap orang harus memiliki komitmen untuk menyisihkan dana baik itu melalui tabungan atau investasi. Kedua, perhatikan pos-pos pengeluaran, yang tidak penting sebaiknya dihindari.

"Ketiga, memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko, jangka waktu, dan kemampuan finansial. Salah satu produk yang memberikan manfaat relatif lebih besar dibandingkan jenis investasi lainnya seperti menabung adalah berinvestasi di Reksadana," ujar Anie dalam acara media gathering 'Milenial Mampu Berhaji dan Umroh' di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa, 21 Mei 2019.

Investasi reksadana, lanjut Anie, dikelola oleh manajer investasi dan bisa dimulai dengan nominal yang sangat terjangkau, mulai dari Rp100 ribu dengan tingkat return yang relatif lebih tinggi berkisar antara 10-20 persen untuk reksadana saham.

Ilustrasi ibadah haji.

Politikus PKB Sebut Biaya Haji 2025 Masih Bisa Diturunkan, Coret Pengeluaran Tak Efisien

BPKH harus bisa melakukan terobosan terkait pembiayaan haji.

img_title
VIVA.co.id
4 Januari 2025