10 Tradisi Unik Saat Ramadan, Ada yang Tembakkan Meriam
VIVA – Dirayakan oleh jutaan Muslim di seluruh dunia, Ramadan selalu dinantikan setiap tahun di bulan kesembilan dalam kalender Islam. Tak heran, kehadiran Ramadan selalu disambut dengan suka cita dengan berbagai tradisi berbeda sesuai dengan budaya di negara masing-masing.
Dikutip dari laman Culture Trip, berikut beberapa tradisi Ramadan yang ada di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
1.Ritual membersihkan diri di Indonesia
Di seluruh Indonesia, umat Islam melaksanakan ritual berbeda untuk 'membersihkan' diri mereka sehari sebelum Ramadan. Beberapa lokasi di Jawa Tengah dan Timur menjaga tradisi menyucikan diri yang disebut dengan padusan (berarti mandi dalam bahasa Jawa). Dalam tradisi ini, Muslim Jawa akan menceburkan diri mereka di tempat pemandian, membasahi tubuh mereka dari ujung kepala sampai kaki.
2.Tembakan meriam untuk buka puasa di Libanon
Di banyak negara di Timur Tengah, meriam ditembakkan setiap hari selama Ramadan untuk menandai waktu berbuka. Tradisi ini, dikenal dengan midfa al iftar.
Berawal dari 200 tahun lalu, saat negeri itu diperintah oleh Kekaisaran Ottoman, Khosh Qadam. Saat mencoba meriam baru saat matahari terbenam, Qadam tidak sengaja menembakkannya, dan suaranya menggema di seluruh Kairo hingga membuat banyak warga mengira itu adalah cara baru untuk menandakan berakhirnya puasa.
3.Anak-anak bernyanyi demi permen di Uni Emirat Arab
Sering dibandingkan dengan kebudayaan Barat trick or treat, tradisi yang disebut dengan haq al laila dilakukan pada hari ke-14 bulan Syaban, bulan sebelum Ramadan.
Tradisi ini dilakukan di banyak negara di Teluk. Hari tersebut ditandai dengan banyaknya anak-anak berkeliaran di lingkungan rumah mereka dengan berpakaian berwarna cerah, mengumpulkan permen dan kacang dalam tas besar yang disebut dengan kharyta sambil menyanyikan lagu tradisional lokal.
4.Para wanita berkumpul pada malam Idul Fitri di Pakistan
Saat bulan baru penanda akhir Ramadan terlihat dan Idul Fitri datang, dimulailah perayaan Chaand Raat di Pakistan. Setelah buka puasa terakhir, para wanita dan anak-anak perempuan berkumpul di bazar lokal untuk membeli gelang warna warni dan melukis tangan dan kaki mereka dengan henna.
5.Petugas membangunkan sahur dengan pakaian tradisional di Maroko
Selama Ramadan, lingkungan Maroko akan dijelajahi oleh orang yang bertugas membangunkan sahur atau disebut nafar, yang berpakaian tradisional. Dipilih oleh warga karena kejujuran dan empatinya, nafar akan berjalan keliling lingkungan sambil meniupkan terompet.
6.Pengumuman sahur oleh penabuh drum di Turki
Sejak Kekaisaran Ottoman, mereka yang berpuasa selama Ramadan dibangunkan oleh suara tabuhan drum di pagi hari saat akan sahur. Meski waktu berlalu, lebih dari 2.000 penabuh drum masih berkeliaran di jalan-jalan di Turki untuk membangunkan sahur.
7.Warga Mesir menyalakan lentera warna-warni selama Ramadan
Setiap tahun, warga Mesir menyambut Ramadan dengan fanous, lentera yang menyimbolkan kesatuan dan kegembiraan selama bulan suci. Meski tradisi ini lebih kepada budaya daripada hal yang bersifat religi, tradisi ini sangat dikaitkan erat dengan bulan suci Ramadan, sehingga mendapat nilai spiritual.
8.Pria berkumpul untuk bermain mheibes di Irak
Di waktu awal malam, setelah berbuka puasa, orang-orang dari berbagai generasi di Irak berkumpul untuk memainkan permainan tradisional mheibes. Permainan dominan dimainkan oleh pria selama Ramadan.
Permainan ini melibatkan dua kelompok berisi 40 sampai 250 pemain yang secara bergantian menyembunyikan mheibes atau cincin. Permainan ini adalah mencari orang yang menyembunyikan cincin.
9.Seheriwalas membangunkan sahur di India
Seheriwalas (atau zohridaars) dari Delhi adalah bagian dari tradisi Islam yang masih bertahan hingga kini dan merepresentasikan budaya dan warisan Mughal kuno dari kota itu. Selama Ramadan, seheriwalas akan berjalan di sepanjang kota saat dini hari, melantunkan nama Allah dan Nabi Muhammad, sebagai cara membangunkan sahur. Tradisi selama berabad-abad ini masih dipraktikkan di beberapa bagian kota Delhi Kuno, khususnya di lingkungan dengan populasi Islam yang besar.
10.Muslim Roma menyanyikan lagu tradisional di Albania
Selama berabad-abad, anggota komunitas Roma Muslim, yang dimulai sejak kekaisaran Ottoman sudah mengumumkan dimulai dan berakhirnya puasa dengan lagu-lagu tradisional. Setiap hari di bulan Ramadan, mereka akan berkeliling di jalan memainkan lodra, drum silinder buatan sendiri yang ditutup dengan kulit kambing. Keluarga Muslim sering mengundang mereka ke dalam rumah untuk memainkan lagu tradisional untuk merayakan buka puasa.