Limbah Pembalut Wanita Bakal Didaur Ulang Jadi Bahan Dasar Batako
- Pexels
VIVA – Penggunaan pembalut saat menstruasi masih menjadi pilihan teratas bagi mayoritas wanita di Indonesia. Meski beberapa telah beralih untuk menggunakan menstrual cup, namun pembalut masih jadi nomor satu.
Tapi, yang seringkali tidak terpikirkan dari penggunaan pembalut ialah sampah produk itu setelah digunakan. Brand Group Manager PT. Softex Indonesia Anastasia Erika sendiri menyarankan untuk menggunakan pembalut tiga jam sekali selama satu hari.
Umumnya, menstruasi sendiri berlangsung selama satu minggu. Bayangkan dengan jumlah wanita di usia produktif sekitar 69,4 juta, artinya dalam satu hari ada sekitar 555,2 juta yang digunakan oleh wanita.
Jika dikalikan dengan periode menstruasi selama tujuh hari, artinya ada sekitar 3,8 miliar pembalut yang digunakan oleh wanita Indonesia dalam satu bulan. Tentunya itu bukanlah jumlah yang sedikit jika tidak dikelola.
Namun, saat ditanya mengenai hal tersebut, Erika mengaku saat ini terus mencari cara bagaimana mengelola sampah dari produk pembalutnya agar lebih berkelanjutan. Ia mengatakan sebagai produsen yang bergerak di bidang pembalut dan juga diapers, pihaknya berusaha bertanggung jawab terhadap hal itu.
"Sebetulnya sudah ketemu sih karena kan kami bisnisnya di bidang itu. Kami bertanggung jawab untuk itu. Sekarang kami sedang bekerja sama dengan lembaga-lembaga untuk mengolah bahan bahan itu menjadi yang lebih bermanfaat," ujar Erika saat ditemui di Lippo Mall Puri, Jakarta Barat, Jumat, 3 Mei 2019.
Erika melanjutkan bahwa pihaknya saat ini tengah mencoba untuk menggunakan limbah pembalut sebagai bahan dasar pembuatan batako. Pihaknya saat ini telah mengumpulkan sampah di sejumlah kota.
"Memang masih pilot project, tapi kita sudah lakukan upaya untuk itu. Artinya kami sedang berupaya untuk membuat ini lebih pada sustainability dan sedang bekerja sama dengan lembaga lembaga sosial," kata dia. (ase)