Tanam Nipah di Lahan Gambut Jadi Obat Anti Kanker
VIVA – Potensi ekosistem gambut di Jambi, sangat besar. Selain untuk menyimpan cadangan karbon dan membantu menyelamatkan bumi dari ancaman pemanasan global, gambut apabila dikelola dengan baik dapat memajukan perekonomian masyarakat.
“Hasil pertanian di lahan gambut, termasuk yang di Jambi, dapat dijadikan sebuah komoditas pangan ramah lingkungan menggunakan teknik pengelolaan tanpa bakar dan hasil pangan diolah dan dipasarkan dengan baik,” kata Asmadi Saad, Kelompok Ahli Badan Restorasi Gambut, Senin 29 April 2019.
Ia mengatakan, uji coba ini sudah dilakukan Badan Restorasi Gambut Jambi, yang telah melakukan kegiatan restorasi pada 77.528 hektare areal ekosistem gambut rusak di Jambi. Berbagai upaya aktif restorasi ekosistem gambut Revegetasi, Revitalisasi Sosial-Ekonomi Masyarakat, dan Program Desa Peduli Gambut terus dilakukan.
"Restorasi gambut juga dilakukan melalui supervisi melalui asistensi teknis kepada pemegang konsesi perkebunan dari Oktober 2018 hingga 2019, supervisi telah dilakukan pada 11.950 hektare dan akan terus berlanjut," ujarnya.
Asmadi menyebutkan, pengelolaan komoditas pangan sehat dari lahan gambut langsung mencontohkan Marwiyah, warga Desa Sungai Beras Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi. Marwiyah merupakan salah satu peserta kegiatan Seniman Pangan yang dilaksanakan oleh BRG.
"Salah satunya membuat garam yang terbuat dari tanaman nipah. Bersama dengan kelompok di desanya, Marwiyah mengolah tanaman Nipah yang tumbuh subur sebagai penyangga erosi gambut yang tumbuh di sekitar desa," ujar dia.
Nipah selain dikenal kayak protein, kalium, dan magnesium juga memiliki zat anti kanker dan layak untuk dikonsumsi. "Manfaat gambut ini sangat banyak sekali, BRG akan tetap selalu mengimbau masyarakat tetap selalu menjaga lahan gambut, karena kaya akan protein dan zat," kata Asmadi.
Dia mengatakan, BRG terus melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat mengenai gambut melalui Desa Peduli Gambut.
Sementara itu, salah satu peserta, Marwiyah mengatakan, lahan gambut sangat banyak bermanfaat bagi masyarakat, karena bisa menjadikan ekonomi tambahan seperti membuat dodol dari buah nipah yang ditanam di gambut dan buat garam dari nipah
"Temuan ini tahun 2018 lalu, jadi buah nipah dan batang nipah banyak manfaatnya, karena itu lahan gambut seharusnya dijaga dan bukan dibakar," ujarnya.
Marwiyah mengatakan, pengolahan garam berawal dari batang nipah dikeringkan diterik matahari, setelah kering dibakar di atas seng, setelah jadi abu, lalu dimasukkan ke dalam air sampai mendidih, setelah mendidih lama disaring dan jadilah garam.
"Sebenarnyam pengolahan nipah jadi garam itu banyak lagi, namun ini baru percobaan. Temuan baru ini menghasilkan garam yang berprotein, serta memiliki zat yang sangat bagus dibandingkan garam lain," tuturnya. (asp)