Kisah Kakek Penjual Roti Usia 105 Tahun yang Mengharukan
- World Of Buzz
VIVA – Sebuah postingan yang diunggah wanita ke akun Facebook, mendadak menjadi viral. Setelah dia menyoroti keadaan seorang lelaki tua yang menjual mantou atau roti kukus China, dari pagi hingga malam di Taipei, untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Menurut unggahan di Facebook itu, penjual itu sudah berusia 105 tahun, dan berasal dari Shandong, China.
Namun, ia terpaksa tinggal di Taipei, untuk merawat putranya, yang menderita penyakit mental akibat kecanduan narkoba dan diabetes. Kakek itu diketahui sempat pulang ke kampung halamannya di Shandong, beberapa kali. Tetapi, karena harus tetap bertahan hidup demi membiayai pengobatan anak, dia akhirnya berjualan roti kukus ini.
Pria sepuh ini diketahui menjajakan mantou ini di Jingmei pada siang hari, dan di luar Stasiun Wanlong saat malam hari. Mantou yang dijual kakek ini pun, memiliki ukuran yang besar dengan bawang di dalamnya.
Yang semakin membuat sedih, sang pengunggah foto kakek ini memperhatikan bahwa ada beberapa malam sang kakek itu tampaknya tidak makan malam. Karena itu, wanita ini mencoba bertanya kepada kakek itu apa yang ingin dimakannya. Tetapi, wanita ini gagal mendapatkan jawaban dari sang kakek, karena pendengarannya.
Meski begitu, dia tetap memberikan makanan untuk sang kakek. Mendapatkan makanan gratis, kakek pun merasa bersyukur dan bahkan menawarkan untuk membayarnya. Mendengar hal itu, dia pun menolak uang yang diberikan sang kakek dan justru membeli beberapa mantou.
Dengan begitu, wanita itu berharap lebih banyak orang, terutama mereka yang tinggal di Taiwan, untuk membantu orang-orang seperti kakek 105 tahun itu.
“Saya telah melihat bahwa masih banyak mantou yang tersisa ketika larut malam. Ada banyak orang yang lewat di stasiun bus. Jadi, mengapa tidak mengambil sekantong mantou untuk dimakan di rumah saat Anda sedang menunggu, karena itu benar-benar sepadan dengan harga yang ditawarkan," tulis wanita itu dalam unggahannya. (asp)
Agung Wicaksono Menginspirasi dengan Pendekatan Ini untuk ITB
Agung optimistis bahwa dengan semangat keberagaman ini, ITB dapat mencapai posisi di 150 besar universitas dunia
