Hidup Hemat Pria yang Pernah Jadi Orang Terkaya di China

Zong Qinghou
Sumber :
  • The Xtraordinary

VIVA – Kebanyakan orang kaya raya di dunia memiliki kehidupan mewah nan glamor. Namun ada juga yang memilih menjalani kehidupan dengan cara sederhana dan tak suka pamer kekayaan, meski hidupnya bergelimang harta.

Belajar dari Manusia Rp2.000 Triliun Jensen Huang: Filosofi Hidup Tukang Kebun yang Bikin ‘Kaya Raya’

Beberapa orang tajir di dunia yang tampil sederhana, di antaranya pendiri Microsoft Bill Gates dan pendiri Facebook Mark Zuckerberg. Di China, juga ada orang tajir yang memilih hidup sederhana dan tidak menghambur-hamburkan uangnya.

Dia adalah Zong Qinghou. Pria 74 tahun itu pernah dinobatkan sebagai orang China paling kaya selama tiga tahun, yakni tahun 2010, 2012 dan 2013. Namun sekarang dia memiliki julukan baru, yakni miliarder paling hemat.   

Pemerintah Naikkan PPN 12 Persen pada 2025, Netizen Protes Lewat Ajakan Frugal Living

Dikutip dari World of Buzz, julukan itu diberikan kepada Zong lantaran dia hanya menghabiskan uang sekitar Rp8,4 juta setiap bulannya. Padahal Zong adalah pendiri dan ketua perusahaan minuman terbesar di negara itu, Wahaha yang memiliki kekayaan bersih mencapai Rp162 triliun.

Dengan kekayaannya tersebut, dia sebenarnya bisa hidup mewah dan membeli apapun yang diinginkan. Namun, Zong tak melakukannya. Hal itu mungkin karena pengalaman hidupnya yang pernah miskin sebelum akhirnya menjadi orang tajir.

Cara PNM Dorong Pemberdayaan Ekonomi Gen Z

Zong lahir dari keluarga miskin. Ibunya adalah tulang punggung keluarga, dengan gaji kecil sebagai guru. Untuk membantu menambah penghasilan keluarganya, setelah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), Zong yang berusia 17 tahun mulai bekerja sebagai petani di sebuah ladang garam dekat desanya di Hangzhou, China.

Zong Qinghou

Selain sebagai petani garam, dia juga bekerja serabutan, mulai bekerja di bidang konstruksi hingga pengantar susu. Setelah 15 tahun bekerja sebagai petani, dia memutuskan kembali ke desanya dan bekerja sebagai pegawai toko. Zong mendapatkan gaji 30 yuan (sekitar Rp64 ribu dengan kurs sekarang) per bulan pada waktu itu.

Pada usia 42 tahun, jalan menuju kesuksesannya mulai terbuka. Zong mengambil alih sebuah pabrik kecil, mulai memproduksi minuman berkarbonasi dan es loli. Dia naik sepeda untuk menjual produknya dan berhasil membukukan pendapatan 222.000 yuan (sekitar Rp470 juta) dalam satu tahun. Angka tersebut melampaui target awal senilai 100 ribu yaun atau setara Rp212 juta per tahun.

Mengetahui itu bukan model bisnis yang berkelanjutan, dia akhirnya menciptakan merek minuman sendiri. Pada tahun 1988, Wahaha memproduksi minuman untuk bayi dan dengan cepat menguasai pasar. Bisnisnya pun berkembang, dan Zong melakukan ekspansi usaha.

Dia pun mengambil alih pabrik lain yang mengkhususkan diri dalam pembuatan makanan kaleng. Setelahnya, dia memproduksi minuman botol, yang saat itu belum umum di China. Dia pun berhasil menarik banyak konsumen untuk mencoba produk dan minuman kemasan, yang dipandang sebagai barang mewah dan hanya disajikan untuk kalangan atas pada masa itu.

Sekarang Wahaha telah menjadi produsen minuman terbesar China, dan taipan ini masih tetap setia tampil sederhana. Selain hanya menghabiskan uang sedikit untuk orang setajir dia (hanya Rp280 ribu per hari), Zong juga lebih sering memakai pakaian biasa dan sepatu kets ke mana pun pergi.

“Orang-orang tidak tahu jika saya mengenakan pakaian mahal, jadi mengapa saya harus menghabiskan uang untuk pakaian?” katanya.

Tidak seperti miliarder lain yang suka makan di hotel berbintang, Zong lebih suka makanan sederhana. Dia juga sering makan dengan karyawannya saat jam makan siang dan mengobrol dengan mereka. Karena kedekatan tersebut, karyawan Zong memanggilnya kakak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya