Logo BBC

Kisah 4 Perempuan Muda yang Kecanduan Film Porno

Selama ini hampir tidak ada penelitian yang menyinggung tentang dampak pornografi terhadap otak perempuan. - BBC/ISTOCK
Selama ini hampir tidak ada penelitian yang menyinggung tentang dampak pornografi terhadap otak perempuan. - BBC/ISTOCK
Sumber :
  • bbc

"Saya ingat betapa cepatnya saya merasa kebal - 10 pria dan satu perempuan, pesta pora kumpulan tubuh yang menggeliat, para perempuan yang ditampar atau dihina - dan saya mengakses semua ini walau saya belum pernah berhubungan seks."

"Saya masih menontonnya, meskipun tidak sering. Namun saya pikir setelah menontonya secara teratur selama lebih dari 10 tahun, saya sekarang merasa sulit untuk orgasme tanpa beberapa tingkat stimulasi yang lebih tinggi, seperti vibrator. Atau lebih banyak film porno," kata Sarah.

Pornografi dan (otak) kaum pria


Banyak kajian yang ditulis para ilmuwan tentang kaitan antara tayangan pornografi dan fungsi otak. - Getty Images

Banyak kajian yang ditulis berbagai media dan para ilmuwan tentang kaitan antara menonton tayangan pornografi yang berlebihan dengan fungsi otak.

Pada tahun 2016, Angela Gregory, seorang terapis psikoseksual Inggris yang bekerja di layanan kesehatan Inggris, mengatakan kepada BBC bahwa pornografi yang mudah diakses menyebabkan jumlah pria yang dirujuk untuk perawatan disfungsi ereksi mengalami peningkatan.

Analisis lembaga pendidikan di Inggris menunjukkan, kasus-kasus impotensi pada awal tahun 2000-an berjumlah sekitar 2% hingga 5% tatkala koneksi internet baru diluncurkan. Kini, internet disalahkan karena persentase impotensi meningkat menjadi 30%.

Dan pornografi tidak melulu terkait dengan fungsi tubuh. Para peneliti di AS mengklaim bahwa pria yang terpapar pornografi di usia muda cenderung lebih setuju dengan pernyataan yang menegaskan dominasi pria, seperti "segala sesuatu cenderung lebih baik ketika pria bertanggung jawab" .

Dr Thaddeus Birchard adalah ahli terapi perilaku kognitif dan pendiri program pelatihan pertama di Inggris yang memberi saran kepada terapis tentang cara mengobati kecanduan seks.

"Dalam populasi, pornografi umumnya merupakan keasyikan seorang pria," katanya. "Sebagian, itu turun ke ilmu saraf".

"Perempuan, ketika mereka terangsang, menghasilkan tingkat oksitosin yang tinggi di otak. Itu berkaitan dengan pemeliharaan dan hubungan manusia."

"Sebagai perbandingan, pria menghasilkan vasopresin tingkat tinggi, yang berkaitan dengan kegigihan dan fokus."

"Ini adalah salah satu alasan mengapa pria bisa berjam-jam menghabiskan waktu berselancar di dunia maya: saking fokusnya mereka lupa dengan hal-hal di sekitar," kata Birchard.

Menurutnya, pornografi bisa lebih menarik bagi pria karena "kebanyakan perempuan tidak tertarik pada bagian tubuh".

Siapa saja yang mempelajari dampak pornografi terhadap otak perempuan?

Sekitar 94 persen anak berusia 11 hingga 16 tahun yang telah mengakses materi pornografi melakukannya pada usia 14 tahun, dan angka itu termasuk remaja pria dan perempuan.

Ketika saya mulai meneliti artikel ini, saya berharap bisa menemukan sedikit informasi tentang dampak pornografi pada perempuan, karena perempuan yang menonton tayangan pornografi sedikit jumlahnya.

Seperti yang ditunjukkan oleh data pengguna situs porno terkenal - tapi saya tidak mengira sama sekali tidak menemukannya.

Saya istimewa (berkulit putih, cisgender - orang yang identitas pribadi dan jenis kelaminnya sesuai dengan jenis kelamin sejak lahir) namun, saya tidak menemukan penelitian yang mencerminkan pengalaman saya.

Jadi, apakah saya satu-satunya? Saya mulai mencari orang lain yang seperti saya, yang menyaksikan tayangan pornografi pada umumnya, untuk melihat apakah itu berdampak pada mereka.

Dalam penelitian terbaru terhadap 1.000 anak berusia 18 hingga 25 tahun, yang dilakukan untuk BBC Three , 47 persen  perempuan telah menonton film porno pada bulan lalu dan 14% perempuan yang disurvei merasa bahwa pada suatu titik, mereka mungkin kecanduan pornografi. .

Namun, selama berbulan-bulan dan berminggu-minggu, pakar demi pakar terus memberi saya respons yang sama: perempuan tidak menggunakan pornografi secara kompulsif.