Tren Crowdfunding, Fintech Ini Ajak Milenial Berdonasi

Ilustrasi donasi online.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Perkembangan teknologi yang semakin maju saat ini memberi dampak positif bagi masyarakat. Menjamurnya perusahaan Fintech alias financial technology menjadi perkembangan tersendiri di bidang keuangan. 

Melalui inovasi teknologi di bidang keuangan itu, saat ini siapa saja dapat mengajukan pinjaman. Hal yang dahulu terasa sangat sulit, kini menjadi begitu mudah. Dengan perkembangan industri fintech ini banyak masyarakat yang memanfaatkan, terutama bagi mereka yang selama ini tak tersentuh oleh pinjaman bank atau mereka yang dahulu punya catatan kredit buruk.

Salah satu pelayanan yang dilakukan adalah Crowdfunding atau bisa disebut donasi online. Belakangan crowdfunding dilakukan oleh berbagai generasi, salah satunya milenial. Ya, meskipun terkenal dengan sikap sosialnya yang kurang, sebuah riset menyebut generasi ini justru senang memberikan sumbangan. 

Situs Jakpat menyebut bahwa 11,76 persen milenial mempercayai situs atau media sosial untuk menggalang dana. Selain itu, dari mereka yang percaya terhadap penggalangan dana online ini, 60,88 persen pernah berpartisipasi memberikan donasi melalui situs atau akun media sosial. 

Salah satu fintech, Cashwagon juga mulai menyalurkan bantuannya. Tak hanya fokus pada pendanaan, fintech yang mengoperasikan platform P2P online ini juga peduli literasi keunagan dan pendidikan.

"Tujuan kami adalah untuk mendorong literasi keuangan dan pendidikan melalui layanan kami, yang merupakan sebagian alasan mengapa kami sumbangkan buku-buku ke panti asuhan Yos Sudarso," kata Asri Anjarsari, CEO PT. Kas Wagon Indonesia.

Lebih lanjut ia berujar, bahwa setiap bisnis bertujuan untuk pertumbuhan, tetapi Cashwagon juga tertarik untuk melakukan lebih banyak untuk komunitas yang dilayaninya. Perusahaan percaya bahwa setiap orang harus memiliki akses yang sama ke layanan keuangan dan pendidikan sehingga setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk meningkatkan situasi dan kesejahteraan mereka. 

"Karenanya kami memberikan bantuan kepada rumah yatim piatu Yos Sudarso di Cilandak, Jakarta Selatan. Tak hanya uang, ada juga pakaian berkualitas baik, makanan, alat tulis dan buku ke panti asuhan."

Menguak Sejarah Pinjol di Indonesia, Ternyata Berawal Dari Ini

Tak hanya itu, fintech ini juga kerap menginspirasi karyawannya yang umumnya kalangan milenial untuk berdonasi.

“Kami tidak mendorong mereka untuk mengambil bagian, itu hanya sesuatu yang mereka rasa perlu mereka lakukan. Sangat menyenangkan melihat bahwa karyawan kami memiliki komitmen untuk membantu anak-anak seperti halnya kami sebagai sebuah perusahaan," kata Asri.

Inovasi Baru Bank Digital, Tonjolkan Ekosistem yang Kuat di Industri BPR

Menurut dia, hal itu juga dapat membantu mereka lebih kompak sebagai tim. “Memberi sebagai sebuah kelompok telah membawa tim kami lebih dekat bersama dan membantu mereka bekerja lebih kompak sebagai sebuah tim." (mus)

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman

OJK Ungkap Ada 14 Perusahaan Pinjol Belum Penuhi Ekuitas Minimum

OJK ungkap hingga saat ini sebanyak 14 perusahaan fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol) belum memenuhi ekuitas minimum Rp 7,5 miliar.

img_title
VIVA.co.id
6 November 2024