Logo ABC

Korban Bom Bali Ajarkan Golf untuk Difabel

Pegolf difabel Mathew Forsyth (kiri) dan Ben Tullipan melakukan pukulan tee off di klub golf Parkwood.
Pegolf difabel Mathew Forsyth (kiri) dan Ben Tullipan melakukan pukulan tee off di klub golf Parkwood.
Sumber :
  • abc

17 tahun silam, Ben Tullipan nyaris kehilangan nyawanya dalam peristiwa serangan Bom Bali. Kini pria Australia itu sibuk sebagai pegolf difabel 13 lubang dan membantu difabel lain menekuni olahraga yang satu ini.

"Jarak saya dengan bom yang meledak itu hanya sekitar lima meter," katanya kepada ABC.

"Saya masih ingat, saya melihat mobil van, saya ingat melihat bola api memancar dari sisi sampingnya," katanya, mengenang peristiwa itu.

Ben Tullipan kehilangan kedua kakinya dan sebagian besar pendengarannya. Bom itu juga merusak otot perutnya, menyebabkan luka bakar hingga lebih dari 60 persen tubuhnya.

Dia menekuni golf sebagai bagian rehabilitasi dari cedera tersebut.

"Menekuni olahraga Golf itu tantangan besar. Sebelum bermain golf saya bahkan sulit berjalan, tidak bersosialisasi, sangat sulit," katanya.

Namun semangat hidupnya menjadikan dia mengesampingkan disabilitasnya dan kini menjadi pemain golf 13 lubang. Dia sibuk dengan berbagai kompetisi.

"Menyenangkan sekali bisa beraktivitas, mengalahkan pegolf berbadan sehat. Mereka sampai kehilangan kata-kata. Rasanya senang sekali," katanya.

Ben Tullipan ini kini bekerja sebagai manajer Empower Golf di Queensland, sebuah program golf bagi para penyandang disabilitas.