Cerita Sedih Miss Korea 2018 Di-bully karena Dianggap Gemuk
- Instagram Soo Min Kim
VIVA – Nasib kurang menyenangkan menimpa Miss Korea 2018 Soo Min Kim. Dia mendapatkan bullying dalam bentuk verbal dari netizen tahun lalu setelah dinobatkan menjadi Miss Korea Selatan.
Wanita 23 tahun itu mendapat banyak kritikan di media sosial karena penampilannya. Akibatnya, dia terpaksa menutup akunnya di Instagram untuk sementara.
Dikutip dari NextShark, wanita cantik itu memiliki tinggi 174 centimeter (cm) dengan bobot 58 kilogram (kg). Karena bobot tubuhnya, dia banyak menerima komentar negatif. Sejumlah netizen menyebutnya gemuk dan kelebihan berat badan, sehingga tidak pantas untuk mewakili Korea.
Kim pun berbagi cerita mengenai kritikan itu dalam sebuah wawancara dengan Asian Boss. Dia mengatakan bahwa budaya dalam kecantikan Korea meyakini bahwa orang yang bobotnya lebih dari 50 kg, tanpa mempertimbangkan tingginya dianggap gemuk.
“Saya pribadi merasa seperti itu dari gambar foto yang diedit sehingga terlihat seperti yang ada di media sosial,” kata Kim.
Dia menuturkan bahwa banyak selebriti memamerkan berat tubuhnya dan bangga dengan tubuh rampingnya lantaran merasa cantik. Hal itu yang pada akhirnya mengubah persepsi tentang tubuh ideal. Akibatnya, banyak gadis muda berusaha keras untuk menurunkan berat badannya demi mendapatkan tampilan serupa.
"Saya melihat banyak gadis yang berusaha keras menurunkan berat badan meskipun mereka tidak perlu melakukannya,” ujar Kim.
Dalam wawancara Kim menangis setelah ditanya perasaan orangtuanya mengenai komentar negatif yang menyerangnya. Menurut Kim, ia merasa sedih karena orangtuanya harus mengetahui hal tersebut.
“Itu adalah waktu yang paling saya sesali,” ujarnya.
Di akhir wawancara, dia berharap kepada para gadis muda untuk menjadi nyaman dan lebih percaya diri dengan tubuh mereka. Menurutnya, standar memiliki tubuh sehat adalah kunci kepercayaan diri yang lebih baik. (ldp)
Siapa Sangka, Aruma Pernah Jadi Korban Bully
Pada malam terakhir MPLS, ia menjadi korban intimidasi oleh sekelompok siswa senior. Aruma mengenang kejadian tersebut.
