Sebelum Pembalut Sekali Pakai Ditemukan, Wanita Menstruasi Pakai Ini
- Pexels
VIVA – Pembalut merupakan metode penanganan menstruasi yang paling banyak digunakan. Selain mudah digunakan dan mudah didapat, pembalut juga cukup praktis.
Pembalut yang biasa kita gunakan saat ini sebagian besar terbuat dari bahan sintetis yang dikelantang. Tapi, pernahkah terpikir bagaimana pembalut 50 tahun lalu? Dan kapan sebenarnya pembalut ditemukan?
Dikutip dari laman Femme International, pembalut sudah disebutkan dalam sejarah Yunani Kuno pada awal abad 10. Saat itu, wanita disebutkan melempar salah satu kain menstruasi mereka yang sudah dipakai kepada pengagumnya untuk mengusir mereka.
Sebelum pembalut sekali pakai ditemukan, kebanyakan wanita menggunakan kain, kapas atau bahan wol dari kambing di dalam celana dalam mereka untuk membendung aliran darah menstruasi yang keluar. Pembalut rajutan, bulu kelinci, bahkan rumput juga digunakan oleh para wanita untuk mengatasi menstruasi mereka saat itu.
Pembalut sekali pakai pertama terpikir oleh para perawat yang mencari metode baru untuk menghentikan pendarahan yang banyak, terutama di medan perang. Pembalut pertama dibuat dari perban dari bubur kayu yang dibuat oleh perawat di Prancis.
Pembalut itu sangat menyerap, dan cukup murah untuk dibuang setelah dipakai. Produsen komersial kemudian mengambil ide ini dan pembalut sekali pakai pertama dipasarkan pada awal tahun 1888, yang disebut dengan pembalut Southball.
Di Amerika, Johnson & Johnson mengembangkan versi pembalut mereka sendiri pada tahun 1896 yang disebut dengan Lister's Tower: Sanitary Towel's for Ladies. Namun masalahnya, wanita tidak merasa nyaman meminta produk ini, jadi di awal tahun 1920-an, namanya diganti menjadi Nupak, sebuah nama yang tidak menjelaskan produknya.
Meskipun pembalut sudah tersedia pada masa itu, tapi harganya terlalu mahal untuk kebanyakan wanita, sehingga mereka meneruskan menggunakan metode tradisional. Saat pembalut itu sudah terjangkau, para wanita hanya menaruh uang di dalam sebuah kotak, sehingga mereka tidak perlu mengucapkan produknya dan mengambil sendiri sekotak pembalut Koteks dari konter. Butuh beberapa tahun hingga akhirnya pembalut menjadi produk yang umum.
Pembalut sekali pakai pertama umumnya dalam bentuk wol kapas atau persegi berserat yang mirip dan dilapisi dengan lapisan penyerap. Bagian ujung lapisan belakang dan depannya dipanjangkan, sehingga pas dengan lekukan pada korset atau ikat pinggang yang dipakai di pakaian dalam. Desain ini dikenal sering bergerak baik ke depan atau ke belakang.
Kemudian, sebuah garis perekat ditempatkan pada bagian bawah pembalut untuk ditempelkan di celana dalam, desain ini menjadi metode yang disenangi para wanita. Pembalut berikat pinggang dengan cepat menghilang dari pasar selama awal tahun 1980-an.
Selama 20 tahun terakhir, industri pembalut telah berkembang dengan sangat cepat. Tidak ada lagi pembalut dengan ikat besar dan tebal seperti popok. Dengan ditemukannya bahan yang lebih menyerap dan desain yang lebih baik, pembalut menjadi lebih nyaman dan praktis.
Selain itu, penemuan 'sayap' membuat pembalut tidak mudah bergerak, dan penemuan pembalut beraroma bisa mengurangi bau. Meski pembalut sudah banyak digunakan untuk menstruasi di dunia, tapi harganya masih cukup mahal, khususnya di negara-negara berkembang. (ren)