Banyak Spot Instagramable, Perpustakaan Nasional Ramai Pengunjung
- VIVA/ Isra Berlian
VIVA – Indonesia saat ini sudah memiliki gedung perpustakaan nasional baru yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada September 2017 lalu. Sejak dibuka untuk umum, Oktober 2017 lalu, gedung yang digadang-gadang sebagai gedung perpustakaan tertinggi di dunia ini banyak menarik perhatian masyarakat.
Kepala Biro Hukum dan Perencanaan Perpustakaan Nasional, Dr. Joko Santoso, M.Hum menjelaskan bahwa jumlah kunjungan ke perpustakaan nasional mengalami kenaikan yang signifikan sejak dibuka tahun 2017 lalu.
"Semenjak gedung ini diresmikan September 2017, pengunjungnya mengalami kenaikan signifikan. Setiap hari lebih dari 3.000 pengunjung datang. Kalau dari data per bulan rata-rata 73 ribu pengunjung datang ke sini," kata dia di acara konferensi pers Rakornas Perpustakaan Nasional di Gedung Perpustakaan Nasional Jakarta Pusat, Senin, 11 Maret 2019.
Di sisi lain, kenaikan pengunjung yang cukup signifikan, diakui oleh Deputi Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi, Dra. Ofy Sofiana, M.Hum karena desain gedung baru yang perpustakaan yang Instagramable. Terlihat dari banyaknya unggahan di media sosial di beberapa spot kece yang dimiliki gedung 24 lantai ini.
"Pertama kali mungkin mereka datang karena untuk foto-foto enggak masalah atau pengin lihat Monas atau main-main," kata dia saat berbincang dengan VIVA.
Tak hanya menyusuri beberapa tempat di gedung, banyak dari pengunjung yang penasaran dengan koleksi buku-buku yang tersedia di perpustakaan ini.
"Lama-lama mereka lihat, penasaran, ingin tahu, mulailah mereka. Kita semua sudah menyadari betapa pentingnya sumber informasi yang mereka butuhkan," jelas dia.
Selain itu, koleksi buku yang lebih lengkap dibandingkan dengan perpustakaan lainnya juga dinilainya sebagai nilai tambah, sehingga membuat banyak pengunjung terutama kalangan mahasiswa untuk berkunjung ke sini. Ditambah dengan fasilitas penunjang lainnya seperti wifi yang kencang dan kondisi perpustakaan yang nyaman.
"Karena mungkin selama ini karena gedungnya koleksinya Perpusnas lebih lengkap dibanding yang lain, seperti misalnya untuk ilmu general tidak harus pergi ke perpustakaan yang khusus," kata dia.
Selain itu, Joko menambahkan dengan adanya transformasi perpustakaan menjadi pusat kegiatan masyarakat berbasis pengetahuan membuat masyarakat untuk datang ke perpustakaan nasional.
"Perpusnas sebagai pusat kegiatan masyarakat, kami juga sering mengadakan workshop keterampilan, seperti cara menulis dan fotografi beberapa waktu lalu dan itu membludak. Kami ingin masyarakat datang, bukan hanya baca saja, tapi pulang bisa membawa satu ilmu atau teknologi yang bermanfaat," kata dia. (tsy)