Wanita Dianggap sebagai Sosok Sulit Dimengerti, Benarkah?

Ilustrasi pasangan bertengkar.
Sumber :
  • Pexels

VIVA – Banyak anggapan bahwa wanita sulit dimengerti, sulit dipahami isi hatinya, dan apa yang diinginkannya. Benarkah demikian?

7 Ciri Pasangan Anda Orang yang Setia

Menurut Naomi Ernawati Lestari, M.Psi, psikolog dari Klinik LightHOUSE Indonesia, anggapan bahwa wanita adalah makhluk yang rumit dan sulit dimengerti, mungkin karena yang melihat dari sisi laki-laki. 

Naomi mengatakan, menurut penelitian Paul Costa, Robert McCrae, dan Antonio Terracciano yang melibatkan 23.000 laki-laki dan perempuan dari 26 budaya, termasuk di Hong Kong, Amerika, India, dan Rusia, perempuan menyebutkan diri mereka sendiri sebagai orang yang lebih hangat, lebih ramah, namun lebih cemas dan sensitif terhadap perasaan mereka daripada laki-laki.

Galau Mau Putus Apa Enggak? Jangan Dulu Kalau Belum Ada 7 Tanda Ini

Sementara laki-laki menyebutkan bahwa mereka lebih asertif dan terbuka pada ide baru.

Penelitian lain yang dilakukan oleh McCrae dan teman-temannya, menemukan hasil yang mirip dari 12.000 orang dari 55 budaya yang berbeda. Kalau sebelumnya mereka diminta untuk me-rating diri mereka sendiri, kali ini mereka diminta untuk me-rating laki-laki atau perempuan yang mereka tahu dengan jelas. Hasilnya pun tidak jauh berbeda dengan yang di atas.

5 Alasan Pria Tiba-tiba Menghilang saat PDKT

Sebuah penelitian tahun 2013 mengenai perbedaan temperamen laki-laki dan perempuan dari 357 pasang anak kembar menggambarkan kalau laki-laki lebih aktif daripada perempuan. Sementara perempuan digambarkan lebih pemalu dan memiliki kontrol terhadap perhatian dan perilaku mereka.

Perbedaan emosi, cara pandang, dan penyelesaian masalah dari perempuan dan laki-laki menyebabkan laki-laki memandang perempuan lebih rumit karena mereka lebih banyak mempergunakan sisi emosional mereka dibandingkan sisi rasional. 

"Laki-laki lebih melihat sisi rasional, sehingga emosional dikesampingkan. Hal ini lah yang membuat perempuan mempunyai lebih banyak pertimbangan sehingga laki-laki merasa perempuan lebih rumit," ujar Naomi dalam keterangan tertulis kepada VIVA Kamis 28 Februari 2019.

Naomi menilai, anggapan tersebut mungkin muncul karena seringkali pria sulit mengerti apa yang sebenarnya diinginkan perempuan. Banyak akhirnya masalah dan kesalahpahaman timbul di antara laki-laki dan perempuan karena perbedaan cara berkomunikasi.

Laki-laki berkomunikasi dengan cara yang spesifik. Mereka melihat sesuatunya lebih harafiah daripada perempuan karena mereka berkomunikasi dari kepalanya, menggunakan pikiran dan logika. Perempuan bisa berkomunikasi seperti ini juga, tapi mereka mengembangkan cara berkomunikasi lainnya, yang menggunakan emosi dan perasaan untuk mengekspresikan pengalaman mereka. 

“Jadilah karena cara berkomunikasinya berbeda, sering terjadi salah paham dan akhirnya perempuan dianggap rumit. Mengapa? Karena mereka sering kali tidak mengkomunikasikan apa yang sebenarnya ingin mereka katakan dan berharap pria langsung mampu menangkap apa yang mereka maksud," imbuh Naomi.

Untuk mengungkap sisi rumit di balik perempuan ini, Tiara Sari menuangkannya dalam sebuah buku kumpulan cerpen. Buku berjudul Perempuan-Perempuan Perawat Kenangan ini mengungkap tentang sisi emosional yang dimiliki perempuan, khususnya bagaimana memperlakukan kenangan, tapi urung ditunjukkan karena perempuan “pandai” menjaga perilakunya. 

“Ide buku ini berasal dari keresahan saya sebagai perempuan. Lalu akhirnya saya salurkan jadi cerita pendek. Begitu banyak realita yang dihadapi perempuan, tapi jarang yang bisa melihat dari sudut pandangnya,” kata Tiara.

Naomi menambahkan, yang perlu diluruskan agar anggapan bahwa perempuan itu rumit adalah pada dasarnya struktur otak dan cara berkomunikasi perempuan itu berbeda dengan laki-laki. Agar komunikasinya bisa efektif dan dapat menyampaikan maksud yang diinginkan dengan jelas perlu komunikasi yang efektif.

Karena itu, saran Naomi, laki-laki harus mencoba memahami apa yang tersirat dari kata-kata yang diutarakan oleh perempuan. Belajar untuk tidak melihat segala sesuatu secara harafiah saja, tapi lihat apa yang tersirat. Hal ini bisa dilakukan kalau emosi kita sudah terhubung sehingga semakin lama kemampuan kita memahami lebih baik. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya