Cegah Bullying di Sekolah, Perlu Perubahan Pendidikan Menyeluruh
- Pixabay/ wokandapix
VIVA – Beberapa waktu belakangan ini dunia pendidikan di Indonesia cukup menarik perhatian masyarakat. Bukan lantaran prestasi, melainkan tindakan kurang menyenangkan yang dilakukan murid kepada guru atau tindakan kekerasan yang dilakukan orangtua kepada guru buah hatinya.
Masyarakat sempat dikejutkan dengan beredarnya video yang menunjukkan sejumlah murid melakukan bullying atau perundungan terhadap seorang guru. Video itu diduga terjadi di salah satu sekolah di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Perundungan ini bermula ketika murid berinisial A ditegur karena diduga merokok di dalam kelas. Murid tersebut tidak terima dan mem-bully sang guru.
Pada November tahun lalu, beberapa murid sekolah di Kendal juga diduga merundung seorang guru mereka. Terkait dengan fenomena tersebut, psikolog dan pendidik, Najelaa Shihab menyebut bahwa penanganan terhadap kasus ini harus secara menyeluruh. Ini mengingat bisa jadi murid yang merupakan pelaku perundungan juga korban kekerasan.
“Penanganan harus menyeluruh karena anak yang melakukan kekerasan itu sering kali korban. Mungkin dia dikerasin dalam situasi lain dia merasa enggak berhasil, di sekolahnya dia malah justru sukses dengan mem-bully orang, kemudian mendapat dukungan dari orang. Justru masalahnya jauh kompleks sekarang," kata dia kepada awak media dalam acara Listerin melalui kampanye Ubah dengan Suara di Double Tree Jakarta Pusat, Rabu 20 Februari 2019.
Dia melanjutkan, jika ada seorang murid melakukan kekerasan terhadap gurunya, itu mencerminkan budaya yang ada di sekolah tersebut bermasalah. Maka dari itu, untuk penanganan terhadap kasus seperti ini dengan melakukan tindakan reaktif, seperti murid meminta maaf kepada guru, murid dihukum hingga dikeluarkan, dinilai tidak tepat.
"Yang ketahuan baru satu anak ini yang potensi jadi bully dan korban jauh lebih banyak dari itu, enggak cuma penanganan reaktif, cuma kasus per kasus tapi harus melakukan perubahan pendidikan secara komprehensif," kata Najelaa.
Soal penanganan terhadap kasus seperti itu, saudara pembawa acara kenamaan Najwa Shihab ini mengatakan, perlu dilakukan menyeluruh baik dari sudut peraturan sekolah yang harus disepakati bersama-sama dan tidak satu arah. Selain itu, perlu upaya konsistensi membangun budaya sekolah yang baik, sehingga tercipta rasa saling peduli satu sama lain.
"Budaya sekolah, situasi sekolah harus saling peduli kenapa kita harus penuh kasih sayang," ucapnya.
Kemudian yang penting harus diperbaiki adalah proses belajar mengajar dalam kelas harus menyenangkan. Najelaa menyebut, murid harus terlibat dalam proses pembelajaran karena banyak sekali perilaku bermasalah akibat murid bosan dengan pelajaran.
"Bisa jadi di saat relasi itu tidak terjadi dengan baik, tidak ada memanusiakan hubungan antara guru dan murid, pada akhirnya memunculkan kekerasan karena enggak peduli satu sama lain. Itu tanda frustrasi guru pukulin murid, frustrasi mesti ngapain ini anak. Anak lawan tanda frustrasi, gimana caranya aku agresif juga," kata dia.