Kisah 2 Saudara Ungkap Sejarah Tradisi Potong Rambut di Indonesia

Barber Chief Company memangkas rambut
Sumber :
  • Instagram Chief Company

VIVA – Selama ini belum pernah ada yang mencatat dan mendokumentasikan sejarah cukur rambut di Indonesia. Lebih dari sekadar tren, cukur rambut ternyata juga menjadi bagian dari tradisi di Indonesia.

Kisah Muiz Bocah 12 Tahun yang Rawat 7 Adiknya, Rela Jualan Demi Penuhi Kebutuhan Sehari-hari

Untuk mengungkap perjalanan cukur rambut di Indonesia, kakak beradik Oky Andries dan Fatsi Anzani yang merupakan Founder Chief Company menjelajah Nusantara mulai dari Aceh hingga Papua untuk mengumpulkan bukti sejarah tradisi potong rambut di Tanah Air. Dalam perjalanan selama sekitar dua bulan, keduanya bertemu dengan juru cukur tertua yang masih tersisa di berbagai pelosok negeri.

Semua catatan penting dalam perjalanan panjang itu pun mereka abadikan dalam buku 'Peradaban Rambut Nusantara'. Tak cuma itu, mereka juga membuat sebuah film dokumenter berjudul 'On A Mission Dicovering The Origin'.

Belajar dari Manusia Rp2.000 Triliun Jensen Huang: Filosofi Hidup Tukang Kebun yang Bikin ‘Kaya Raya’

Dalam perjalanan tersebut, Oky dan Fatsi pun menemukan fakta baru mengenai tradisi cukur rambut Indonesia. Fatsi mengatakan, dalam perjalanan tersebut, mereka mencatat ada empat etnis pelopor seni cukur rambut secara turun menurun di Indonesia.

Cara PNM Dorong Pemberdayaan Ekonomi Gen Z

"Mereka adalah suku Minang, Madura, Garut, dan Tionghoa. Di buku ini mengungkap kunci keberhasilan mereka yang bertahan lintas generasi, berdampingan dengan barber muda yang mencoba bertahan di tengah kuatnya persaingan antar barber modern saat ini," ujar Fatsi saat konferensi pers di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin 18 Februari 2019.

Dengan diluncurkannya buku ini, Oky berharap bisa menjadi referensi bagi para pelaku industri pangkas rambut. Oky mengaku selama menggeluti dunia barber memang belum ada rujukan mengenai dunia pangkas rambut di Indonesia.

Ia berharap buku ini bisa menggambarkan kepada seluruh pelaku industri barber, bukan hanya dari sisi bisnis tapi nilai budaya dan tradisi pangkas rambut di Tanah Air.

Menurut Fatsi, pangkas rambut bisa dikatakan sebuah peradaban. Hal itu terbesit dalam benaknya ketika melihat jajaran 25 pangkas rambut di Aceh yang saling berdampingan tanpa saling bersaing.

Karena itulah, ia memberikan judul peradaban pada bukunya. Buku ini membagi secara menyeluruh mengenai pangkas rambut Indonesia dari awal sampai sekarang. Apa yang tersaji di masa lalu dan sekarang, serta bagaimana mereka tetap bisa berjalan dari dahulu hingga sekarang.

"Buku ini juga untuk dibaca di masa depan sehingga bisa melihat ke belakang, apa tantangannya dan solusi yang bisa dilakukan di masa depan," imbuh Fatsi.(nsa)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya