Keren, Restoran Kelas Atas Ini Izinkan Tunawisma Makan Gratis

Restoran Sakina Halal Grill
Sumber :
  • Facebook Kazi Mannan

VIVA – Pengusaha restoran berlomba menyajikan makanan lezat, layanan terbaik dan desain interior yang cantik demi menarik konsumen. Dengan begitu, pendapatan mereka pun akan naik.

Namun bagaimana jika sebuah restoran memberikan makanan gratis untuk orang miskin dan tunawisma setiap hari tapi bisa tetap untung? Pertanyaan itu sering melintas dalam pikiran Kazi Mannan, pemilik restoran Sakina Halal Grill.

"Saya selalu bertanya kepada Tuhan setiap hari soal itu. Bagaimana saya menjaga bisnis saya tetap jalan, tumbuh dan menghasilkan keuntungan?" kata dia seperti dikutip dari laman WJLA.

Sakina Halal Grill terlihat seperti restoran kelas atas yang terletak hanya beberapa blok dari Gedung Putih. Selama jam makan siang, banyak pelanggan beramai-ramai ke restoran itu untuk menikmati menu all you can eat makanan prasmanan Pakistan India

Di luar rasa lezat yang Anda rasakan, Chai Latte hangat atau air lemon segar, Anda tidak akan pernah tahu bahwa ada orang-orang tunawisma masuk dan keluar untuk menikmati makanan yang sama dikonsumsi oleh pelanggan yang membayar.

"Jika seseorang mengatakan aku butuh makanan gratis, oke," kata Mannan.

Dia tidak bertanya dan tidak pernah menilai pelanggan yang datang. Kebijakannya tetap sama selama lima tahun terakhir. Jika mereka lapar, miskin atau tunawisma maka bisa mendapatkan makanan secara cuma-cuma di restoran ini. Tahun lalu, Mannan memperkirakan telah menyajkkan lebih dari 16 ribu makanan gratis.

"Jika Anda tidak mampu membeli makanan, masuklah dan dapatkan makanan gratis. Nikmati suasana yang sama seperti yang dinikmati semua orang," kata Mannan.

Mannan dan karyawannya mengenal sebagian besar komunitas tunawisma di Washington DC dan memberikan layanan kepada mereka dengan setulus hati.

"Kami memiliki begitu banyak yang seperti tamu biasa. Kami mengenal mereka dan apa yang ingin mereka makan. Beberapa memiliki masalah gigi, jadi kami memberi mereka ayam tanpa tulang yang empuk. Bagi sebagian orang, alkohol dan obat-obatan juga menjadi masalah bagi mereka yang memiliki masalah gigi," tutur Mannan.

Mannan adalah seorang imigran dari sebuah desa kecil di Pakistan. Ketika dia tiba di Amerika Serikat pada tahun 1996, dia hanya memiliki uang kurang dari US$5 di sakunya.

"Pada suatu waktu, saya berada dalam situasi yang sama, di mana saya tidak punya cukup uang untuk makan. Anda melewati restoran tetapi tidak pernah bisa masuk. Ketika Anda tidak punya uang, Anda dilarang masuk," ujarnya.

Setelah membuka restorannya pada tahun 2013, dia memutuskan bahwa kalangan tunawisma bisa makan gratis. Beberapa tunawisma bahkan telah datang dua kali sehari selama empat tahun terakhir.

Belajar dari Manusia Rp2.000 Triliun Jensen Huang: Filosofi Hidup Tukang Kebun yang Bikin ‘Kaya Raya’

"Orang-orang takut banyak tunawisma memiliki masalah mental, masalah kesehatan, mereka kotor, tidak bersih dan jika Anda membiarkan mereka masuk mereka akan merusak bisnis Anda. Aku bilang pada mereka, lihat hidupku dan lihat restoranku, apakah ini terlihat kotor bagimu?" kata Mannan.

Dia menjelaskan, tak mengharapkan sumbangan untuk aksi sosialnya itu. Namun jika ada yang ingin berpartisipasi, cukup datang ke restorannya untuk makan dengan membayar.

Cara PNM Dorong Pemberdayaan Ekonomi Gen Z

"Jika Anda datang untuk makan, itu sebuah dukungan untuk membantu sebuah restoran yang menawarkan kebaikan dan cinta kepada orang lain." (mus) 

Muiz Bocah 12 Tahun yang Rawat 7 Adiknya

Kisah Muiz Bocah 12 Tahun yang Rawat 7 Adiknya, Rela Jualan Demi Penuhi Kebutuhan Sehari-hari

Muizatul Halim, bocah berusia 12 tahun mengorbankan masa kecilnya untuk merawat ibu dan tujuh adik-adiknya. Ia rela berjualan demi penuhi kebutuhan sehari-hari.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024