Kisah Menyentuh Wanita Tua Berkostum Anime Demi Bertahan Hidup
- The New Straits Times
VIVA – Baru-baru ini sebuah foto viral yang memperlihatkan seseorang dengan kostum Doraemon tengah bersedih, menggugah simpati warga Malaysia.
Duduk di dekat pantai, orang dengan kostum Doraemon itu tampak merenung. Ternyata, orang di dalam kostum tersebut adalah seorang wanita. Dan, cerita di baliknya akan membuat hati Anda tersentuh.
Dilansir dari laman Mashable, ketika foto wanita berkostum Doraemon itu viral, media Malaysia mulai menggali ceritanya. Mereka mencoba mencari tahu lebih dalam siapa wanita di balik kostum Doraemon.
Wanita tersebut kemudian diketahui bernama Siti Endon Ismail berusia 56 tahun. Ia seorang janda yang hidup bersama 50 ekor kucing. Dan inilah alasannya rela memakai kostum berbagai karakter anime terkenal seperti Hello Kitty hingga Doraemon untuk menyambung hidupnya.
Siti tinggal seorang sendiri di Teluk Cempedak, kota pesisir yang terletak di Kuantan, Pahang. Tiga tahun lalu, ia memutuskan untuk bekerja dengan memakai kostum boneka demi menyokong kebutuhan hidupnya dan memberi makan kucing-kucingnya.
Sejak itu, dia menjadi akrab dengan lokasi tersebut dan sering terlihat berkeliaran di sana, menghibur anak-anak dari balik kostum Hello Kitty. Terkadang ia juga memakai kostum Putri Salju.
"Saya tidak meminta bayaran dan terserah pada orang-orang ingin memberi berapa pun. Saya tidak hanya mencukupi kebutuhan saya tapi juga kucing yang saya pelihara di rumah. Kalau saya tidak bekerja, lalu siapa yang akan membelikan mereka makanan?" kata Siti.
Siti melanjutkan bahwa ia tinggal sendiri di Kuantan karena anak-anaknya tinggal dengan mantan suaminya. Kucing-kucingnya itulah satu-satunya teman bagi Siti sehingga ia harus merawat mereka dengan baik.
Dalam sehari, Siti bisa mengantungi uang sekitar Rp98 ribu. Kalau ia beruntung, Siti bisa dapat pekerjaan untuk sebuah acara, tapi itu sangat jarang terjadi.
Kondisi miris inilah yang menarik perhatian banyak warga Malaysia untuk membuat penggalangan dana demi membantu keuangan Siti. Untungnya, ada akhir bahagia dari cerita ini.
Siti kini tidak hanya mendapat teman-teman baru, tapi ia juga mampu bertahan hidup berkat kebaikan banyak warga Malaysia. Ia pun berencana membuka sebuah toko kecil, tapi pekerjaannya sebagai penghibur dengan kostum tetap dilakukannya.
"Beberapa orang bahkan menawarkan bantuan untuk mendapatkan pekerjaan lain. Mereka berkata kalau memakai kostum maskot tidak sesuai dengan usia saya dan waktu kerja tak tentu akan membuat saya mudah lelah," ujar Siti.
Meski begitu, Siti merasa pekerjaan itu sudah melekat di hatinya. Terpenting, ia senang mengerjakannya.