Jaring Generasi Millenial Kreatif Lewat GAC 2019
- dok.ist
VIVA – Salah satu kompetisi kreatif yang telah berjalan selama lima tahun dengan beragam proyek bersama para tokoh di industri, Go Ahead Challenge (GAC), kembali mewadahi para insan berbakat untuk menciptakan karya terbaiknya. Kali ini, sudah terpilih 18 finalis yang siap untuk memantapkan skill yang mereka miliki dengan menggali langsung dari 8 kurator ahli pada bidang musik, visual art, fotografi, dan kuliner secara intensif selama satu minggu penuh mulai dari 20 Januari sampai 26 Januari 2019.
Menjadi mentor selama proses Creative Academy berlangsung, fotografer handal Anton Ismael menyatakan bahwa banyak orang bermimpi untuk menjadi sukses dan terkenal dengan berkarya. Namun, menurut Anton tak banyak di antara mereka yang paham bahwa berproses untuk berkembang penting untuk dilalui sebelum menuai beragam pujian, salah satunya dengan mencari panggung lewat kompetisi. Ajang GAC membuka ruang sebebas mungkin bagi siapa pun yang ingin belajar langsung dari para ahli untuk dapat berkarya dan menjadi apa pun yang mereka mau.
"Go Ahead Challenge (GAC) memang sudah lama berjalan dan telah banyak menelurkan para pelaku industri seperti Raditya Bramantya, Rebellionik, Rato Tanggela. Adapun kali ini GAC semakin terbuka dengan beragam bidang dan keterlibatan para kurator handal untuk membantu Go Ahead People terpilih, menggali passion mereka serta menjawab berbagai keraguan maupun tantangan melalui proses berkarya yang matang. Untuk itu, kali ini kami terlibat dalam Creative Academy yang memiliki sesi konsultasi serta pelatihan secara intens dalam mewujudkan karya mereka,” jelas Anton Ismael, satu dari delapan kurator untuk acara ini.
Selain fotografer handal penggagas ‘Kelas Pagi’ tersebut, panel kurator GAC 2019 terdiri dari; Bill Satya, Widi Puradireja, Jason Ranti, Naufal Abshar, Kendra Ahimsa, William Gozali, dan Martin Natadipraja. Ke-8 kurator tersebut telah menyeleksi berbagai ide-ide unik dan berani dari seluruh penjuru Indonesia dan memilih 18 finalis yang berhasil terjaring dengan ide terbaik untuk dapat mendobrak batas meleburkan dua passion mereka demi menciptakan ‘Karya Gak Tau Batas’.
Di dalam Creative Academy yang juga merupakan proses seleksi pemenang GAC 2018, para finalis diharapkan untuk memaparkan kembali ide mereka di hadapan para kurator. Setelah menemukan pasangan kurator yang tepat, mereka dapat bebas berkonsultasi secara one-on-one serta melalui proses mentoring intens untuk kemudian ditantang menuangkan ide tersebut ke dalam proses berkarya.
Semua karya dari 18 finalis Go Ahead Challenge 2018 dapat dinikmati pada GAC 2018 Artwarding Night di Queenshead Kemang pada Sabtu, 26 Januari 2018. Selain ajang apresiasi tersebut, para pemenang GAC 2018 nantinya juga akan menjalani berbagai program pengembangan diri dengan para tokoh ternama di bidangnya.
Sebelumnya, drummer grup musik Maliq & D’Essentials, Widi Puradireja turut terlibat. Widi mengaku sangat antusias untuk dapat melihat karya akhirnya. Beberapa ide di bawah arahan Widi terbilang cukup unik. Mulai dari live act painting diiringi lagu kreasi sendiri, membuat video musik dari hanya berbekal jepretan ponsel, instalasi visual art yang diisi dengan lagu kreasi sendiri, hingga penampilan teatrikal dilengkapi ilustrasi dan instrumen musik dari alam.
“Sejauh ini, para finalis berhasil meyakinkan saya bahwa mereka mampu mengikuti setiap arahan dan berani menantang diri mereka lebih jauh lagi. Di setiap sesi konsultasi, saya serta teman-teman kurator lain berusaha untuk mengajak mereka mengeksplorasi potensi yang mereka miliki dan mempertajam skill maupun ketertarikan mereka pada bidang apa pun. Alhasil ide-ide para finalis dapat berkembang," ucap Widi. (fin)