Kisah Mona Patel Ajak Penderita Amputasi Daki Kilimanjaro

Mona Patel
Sumber :
  • Foxnews

VIVA – Mona Patel dari San Antonio, Texas, Amerika Serikat, terlibat dalam sebuah kecelakaan tragis akibat pengendara mabuk saat berusia 17 tahun. Mona pun harus menjalani 20 operasi dan membuatnya tidak bisa berjalan selama tiga tahun.

Belajar Sambil Berjualan, Kisah Mia yang Berjuang jadi Juara untuk Bantu Ibunya

Tujuh tahun setelah kecelakaan, ia diberi pilihan untuk tetap menjalani serangkaian operasi atau kakinya diamputasi hingga di atas lutut. Ia pun memilih yang terakhir.

Hampir 30 tahun kemudian, Mona mendedikasikan hidupnya untuk mendorong sesama penderita amputasi untuk tetap aktif, bugar, dan keluar dari zona nyaman. Mendaki Kiliminjaro adalah salah satu hal yang dicapainya bersama mereka.

Kisah Inspiratif Influencer Amelinda Sanjaya Respons Cibiran Netizen Soal Ketiak Basah

Setelah kecelakaan, Mona mulai mendirikan San Antonio Amputee Foundation, di mana ia memimpin 13 orang yang kakinya diamputasi berusia antara 14-66 tahun, bersama dengan tim medis dan kru film mendaki Kilimanjaro, gunung tertinggi di dunia.

Dikutip dari laman Metro.co.uk, Mona mengungkapkan betapa menegangkannya perjalanan itu, namun memuaskan.

Kisah Diego Berel, Pelukis Muda Down Syndrome Hasil Karyanya Sampai ke London

"Pendakiannya cukup menantang, tapi kami sudah melakukan latihan yang cukup sebagai persiapan, secara fisik. Dan saya melakukan yang terbaik untuk mempersiapkan tim saya untuk aspek mentalnya," ujar Mona.

Pendakian Mona Patel

Mona mengatakan, itu adalah pengalaman yang menakjubkan bagi semuanya. Mereka juga saling memotivasi. Saat salah satu anggota terpuruk, semuanya siap mendukung dan memberi dorongan.

"Saya memilih tim saya dengan sangat hati-hati, mengetahui bahwa saya butuh tim dengan penyelesaian kolektif yang positif. Saya memutuskan Kilimanjaro karena saya tahu itu adalah puncak yang bisa didaki dengan kerja keras," tuturnya.

Menurut Mona, mereka butuh enam hari ke puncak dan dua hari untuk turun. Salah satu peserta dengan kaki diamputasi mengalami ketakutan akan ketinggian dan untungnya mereka tetap bisa tiba tepat waktu dengan selamat.

Mona mendirikan yayasannya untuk membantu orang lain yang punya nasib sama dengannya membangun kembali hidup mereka. Organisasi tersebut memberikan dukungan sesama, edukasi, bantuan keuangan untuk memodifikasi rumah atau kendaraan, begitu juga dengan kaki palsu.

Berkat semua usaha penting yang telah dilakukannya, Mona diakui oleh program CNN Heroes yang memberikan penghargaan pada orang-orang yang memberikan kontribusi positif dan menginspirasi bagi masyarakat. Meski Mona sudah bekerja bersama orang-orang seperti dirinya selama 20 tahun ini, namun perjalanan ini tetap berat baginya.

Ia mengalami kecelakaan saat masih remaja. Saat itu, ia ditabrak oleh seorang pengendara mabuk yang sempat beradu pandang dengannya dan menyebutnya pelacur. Di rumah sakit, berat badan Mona menurun hingga berbobot hanya 34 kilogram (kg). Ia pun sempat mengalami malaria.

Setelah menjalani beberapa operasi yang tidak terhitung, sesuatu muncul dalam pikirannya dan ia memutuskan untuk kuat dan memilih diamputasi. Sejak itu, dengan dukungan suami dan dua anaknya, Mona terus menjadi kuat untuk menolong orang lain yang juga diamputasi dan memastikan mereka mampu melakukan lebih dari yang mereka pikir.

Dia juga memberi saran kepada semua orang, apapun bentuk tubuhnya, mengenai percaya pada diri sendiri, 'Apa yang saya katakan pada mereka yang bekerja bersama saya adalah bahwa dengan pola pikir yang tepat apapun mungkin. Jika kamu pikir kamu bisa, atau kamu pikir tidak bisa, jawabannya adalah ya.'(nsa)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya