Hidup dengan HIV, Wanita Ini Tepis Stigma dengan Bertinju
- bbc
Namun tinju memang olah raga yang lebih ditekuninya sehari-hari. Menurutnya, tinju membantunya bangkit dan bersemangat menghadapi persoalan hidup yang kerap tidak mudah, apalagi bagi dirimya yang berstatus HIV positif. Lewat tinju, ia bisa menyalurkan emosinya.
"Yang saya dapatkan dari tinju ini energinya positif. Untuk meluapkan kekesalan, kesedihan, ya lewat tinju. Kalau harus nangis, saya juga sama harus nangis. Tapi kalau di sini ada , saya mending aja daripada nangis," tutur Eva yang mengetahui dirinya terinfeksi virus HIV pada 2010.
Eva bergabung di kelas tinju Rumah Cemara pada 2015.
Ia berlatih bersama peserta lain yang kebanyakan HIV negatif, di tengah masih kentalnya stigma dan diskriminasi pada ODHA, serta minimnya kelirunya sebagian masyarakat dalam pengetahuan tentang penularan virus yang menyerang kekebalan tubuh ini.
Tentu saja Eva tak mudah mendapatkan jalannya itu. Sebagian besar anggota Rumah Tinju itu awalnya tak menyambutnya hangat -khususnya karena ketakutan akan penularan.
Seperti Erke Jonathan yang mengaku sempat takut tertular virus HIV saat mengetahui ada ODHA yang ikut berlatih tinju.
"Memang sempat terpikir ini ada yang ODHA atau HIV, bakal tertular gak yah. Tapi, setelah dipikir-pikir gak apa-apa. Lihat mereka latihan bareng juga gak apa-apa. Kenapa sih harus dihindari," kata Erke.