Benci Melihat Orang Lain Bahagia Bisa Jadi Tanda Narsistik
- dok. pixabay
VIVA – Orang dengan sindrom narsistik yang kuat cenderung tidak suka bahkan benci melihat orang lain bahagia. Apapun yang dilakukan orang lain lebih baik darinya, ia tak suka. Orang-orang narsistik ini kurang bisa memahami perasaan bahagia. Mereka membutuhkan "alat" untuk meningkatkan kebahagiaan dan status mereka. Entah itu dengan kekuasaan, uang, keluarga, atau barang.
Meski begitu, mereka tak kunjung mendapatkan rasa bahagia itu. Mereka juga tidak mengerti kalau kebahagiaan dan kepuasan yang sejati itu bukan berasal dari faktor eksternal, melainkan dari dalam. Saat orang lain melakukan hal yang baik atau terlihat lebih bahagia dibandingkan dirinya, orang narsistik merasa seperti diingatkan bahwa mereka tidak bisa mendapatkan kebahagiaan itu.
Orang narsistik juga cenderung merasa iri, marah dan benci melihat orang lain lebih bahagia atau baik. Mereka percaya lebih berhak mendapatkan segala keinginannya karena mengganggap diri mereka lebih baik dari orang lain. Jika orang narsistik memiliki sesuatu yang tidak dimiliki orang lain, itulah sumber kebahagiaan sejati untuknya.
Menurut Darius Cikanavicius yang merupakan mentor kesehatan mental, seperti dikutip dari psycentral.com, karena orang narsis kurang empati, mereka cenderung tidak bisa memahami orang lain bahkan mengabaikan orang lain. (zo)