Murid SD di Seoul Ketagihan Main Gamelan
- Dokumentasi KBRI Seoul
VIVA – Siswa Sekolah Dasar di Korea Selatan tengah gemar mempelajari alat musik tradisional Indonesia, gamelan. Setelah sebelumnya sukses dengan dibukanya kelas gamelan untuk warga Korea Selatan usia dewasa, kini kelas gamelan juga sukses menarik perhatian anak-anak.
Hal tersebut terbukti dengan banyaknya permintaan dari berbagai Sekolah Dasar di Seoul dan sekitarnya untuk berkunjung ke KBRI untuk mempelajari alat musik ini. Tak jarang juga, KBRI di undang ke sekolah-sekolah tersebut untuk memberikan workshop gamelan di sana.
Kent Foreign School salah satunya. Sekolah internasional terkemuka di jantung Kota Seoul ini setiap tahunnya mengirimkan siswa-siswinya untuk belajar gamelan ke KBRI. Seperti yang terlihat pada Senin, 26 November 2018. Udara musim dingin yang hampir mendekati titik beku tak menghalangi 15 murid dari SD tersebut untuk datang.
Mereka merupakan siswa–siswi kelas 6 yang berasal dari Zambia, Arab Saudi, Banglades, Turki, Irak, Libya, Jepang, Indonesia, Korea Selatan dan Malaysia. Tahun sebelumnya siswa–siswi dari kelas yang berbeda juga mendapatkan kesempatan yang sama.
Antusiasme para murid sudah tampak ketika masuk ke dalam ruang gamelan. Jelas saja, ini merupakan kali pertama mereka melihat secara langsung seperangkat gamelan yang tampak berkilauan. Para murid saling berebut menempati masing-masing instrumen yang akan mereka mainkan.
Pada kelas gamelan singkat tersebut, pengajar gamelan KBRI Seoul telah menyiapkan 2 partitur lagu untuk diajarkan yaitu Lancaran Manyar Sewu dan Lancaran Kebo Giro Laras Pelog Pathet Barang. Kedua lagu tersebut dirasa sangat cocok untuk diajarkan kepada murid-murid SD karena bernuansa ceria dan gembira.
Para murid asyik bermain gamelan secara bergantian, sampai beberapa dari mereka yang secara spontan bergoyang-goyang saat bermain gamelan. Ekspresi kegembiraan tidak bisa mereka tutupi.
"Saya sangat senang dapat bermain alat musik ini sampai tidak terasa waktu berjalan sangat cepat hingga kelas gamelan usai," ucap Atiq salah seorang murid asal Bangladesh seperti dikutip dari rilis KBRI di Seoul, Korea Selatan. Lain lagi komentar Miru, murid asal Jepang. "Awalnya saya berpikir akan sulit untuk belajar gamelan, namun setelah praktik langsung ternyata mudah dan menyenangkan."
Dua jam waktu yang diberikan tidak membuat mereka puas, bahkan sebagian murid enggan pulang dikarenakan masih ingin bermain gamelan. Melihat antusiasme yang sangat tinggi, tidak menutup kemungkinan bahwa kelas gamelan singkat tersebut akan dilakukan lebih sering lagi secara berkala.
Duta Besar RI – Korea Selatan, Umar Hadi yang turut menyaksikan kelas tersebut juga terlihat sehati dengan apa yang dirasakan anak-anak. Dubes yang semasa kecilnya juga mempelajari gamelan menyampaikan bahwa gamelan mencerminkan nilai-nilai Bangsa Indonesia yang menekankan kepada kekuatan kerja sama dan harmoni.
“Harmoni dalam gamelan diciptakan melalui penerapan disiplin dari setiap permainan instrumen. Prinsip yang sama berlaku untuk kehidupan kita yang eksistensinya senantiasa harus bergerak secara harmonis dengan orang lain, ”kata Umar Hadi seraya menggarisbawahi pentingnya pertukaran budaya untuk menjembatani saling pengertian antar Bangsa.
KBRI Seoul selama ini senantiasa memfasilitasi siapa pun yang ingin belajar gamelan di Korsel. Hal tersebut juga menjadi salah satu ujung tombak upaya promosi budaya Indonesia di Negeri Ginseng ini.
Sebagai informasi, sejak Mei tahun lalu, KBRI Seoul membuka kelas gamelan kepada warga Korsel dan warga internasional yang bermukim di Korea Selatan. Kelas khusus untuk Warga Negara Indonesia juga disediakan. Selain sebagai upaya pembinaan budaya, kelas untuk masyarakat Indonesia ini juga dimaksudkan untuk mengobati rasa rindu pada Tanah Air. Selain itu, KBRI Seoul juga bekerja sama dengan Seoul Institute of the Arts, sebuah Perguruan Tinggi Seni terkemuka di Korsel untuk memberikan pelajaran gamelan kepada para mahasiswa – mahasiswi Perguruan Tinggi tersebut.