Kisah Oday Kodariyah Kalahkan Kanker dengan Tumbuhan Obat

Oday Kodariyah
Sumber :
  • VIVA.co.id/Adinda Permatasari

VIVA – Oday Kodariyah, 65 tahun, bisa dibilang sudah akrab dengan penyakit kanker. Mulai dari ayah, kakak, hingga sepupu-sepupunya terserang kanker dengan jenis berbeda.

Profil Dina Mariana yang Tutup Usia Akibat Penyakit Kanker Rahim

Tapi, ketika penyakit ganas itu hinggap di tubuhnya, Oday tak pernah membayangkan sama sekali. "Saya shock," ucap Oday kepada VIVA saat ditemui di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, belum lama ini.

Saat itu, tahun 1991, Oday didiagnosis menderita kanker serviks. Tiga tahun ia tak jemu menjalani setiap proses pengobatan demi mendapatkan kesembuhan. Tapi, apa boleh dikata, tubuhnya tak sekuat tekadnya.

Sesuai Arahan Megawati, PDIP Dorong Riset dan Aplikasi Tanaman Herbal untuk Pengobatan Kanker

Penyakit pembunuh itu tidak juga kalah. Hingga tubuh Oday sudah tak sanggup lagi menerima obat dari dokter. Terpaksa ia menghentikan pengobatan medis karena efek obat membuat bibir dan kakinya bengkak, tubuh kesemutan dan gatal.

"Saat itu saya hanya menunggu mati," ujar Oday.

Tantangan Terbesar Penanganan Kanker di Indonesia, Ternyata Berasal dari Masyarakat Sendiri

Ia pasrah karena tubuhnya semakin melemah. Selain bengkak dan gatal, ia terus mengalami pendarahan sampai kadar hemoglobinnya turun drastis. Kondisi ekonomi juga tidak memungkinkan ia berobat ke rumah sakit lain.

Namun, suami Oday tak mau istrinya menyerah dengan keadaan. Oday berucap meniru suaminya, "Memangnya kamu Tuhan bisa menentukan mati?".

Di saat itu, Oday mencoba berbagai cara agar bisa sembuh. Ia pun mengandalkan pengobatan herbal yang didapat oleh informasi sebatas 'katanya'.

"Katanya daun paria itu bisa sembuhkan, kemudian ciplukan, saya coba," kata Oday.

Enam tahun Oday bertahan dengan mengonsumsi obat herbal itu. Ajaib, tubuhnya berangsur membaik. Ia kembali segar dan bisa menjalankan aktivitas kembali. Sayang, Oday enggan memeriksakan tubuhnya ke dokter.

Menurutnya, parameter sembuh adalah ia bisa menjalani aktivitas seperti semula. Bukan sekadar pernyataan sembuh dari dokter.

Diiringi dengan aktivitas berjalan-jalan di hutan, Oday terus menjaga kondisi tubuhnya melalui obat-obatan herbal. Hingga ia tergerak untuk menanam sendiri tumbuhan obat itu.

Pada tahun 2000, Oday menanam kembali sisa-sisa tanaman yang dikonsumsinya ke wadah-wadah bekas bungkus minyak. Tak disangka, usaha Oday merawat dengan telaten tanaman itu hingga kini membuat kebunnya berkembang menjadi seluas 21,3 hektare (ha).

Lahan yang terletak di Desa Sukagenteng, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung itu kini menampung lebih dari 900 spesies tanaman obat. Dan, baru-baru ini Oday mendapatkan penghargaan Kalpataru sebagai perintis lingkungan hidup dan pelestarian tanaman obat.

Selamat dari kanker yang hampir merenggut nyawanya berkat obat herbal membuat Oday sangat jatuh cinta pada kehebatan tumbuhan obat Indonesia. Kebun yang dibuatnya adalah dedikasinya untuk tumbuhan yang memberinya kesehatan.

Tapi, tak sebatas menanam, Oday juga bertekad membagi ilmu tumbuhan obat ke masyarakat lebih luas. Di usia yang tak lagi muda, Oday menyisihkan sebagian waktunya untuk kursus pengobatan herbal di Yayasan Karya Sari. Ia pun kini sudah menjadi herbalis tersertifikasi.

Di kebun miliknya ia juga membangun apotik herbal. Di bantu putrinya, Oday memproduksi obat-obatan dari tumbuhan yang dikeringkan. Ia memang sengaja tidak ingin mengolahnya menjadi obat berbentuk pil karena tidak ingin menghilangkan esensi dari tumbuhan obat itu. (ase)

Ilustrasi kanker payudara. (Unsplash.com/Angiola Harry)

Deteksi Dini Kanker Payudara dengan 5 Cara Ini, Perempuan Wajib Tahu

Kanker payudara salah satu penyakit paling umum yang menyerang perempuan di dunia. Deteksi dini meningkatkan peluang pengobatan yang efektif dan harapan hidup.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2024