Water Credit Jadi Solusi Atasi Masalah Air Bersih
- ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko
VIVA – Ketersediaan air bersih masih menjadi masalah di berbagai wilayah di Indonesia. Padahal akses terhadap air dipercaya sebagai cara memutus mata rantai kemiskinan serta menjaga rantai kehidupan.
Meski dalam 20 tahun terakhir tingkat pendapatan dan ekonomi di Indonesia meningkat, namun dari 225 juta penduduk, lebih dari 33,4 juta penduduk kekurangan air bersih dan 99,7 juta kekurangan akses untuk fasilitas sanitasi yang baik.
Pedesaan merupakan wilayah yang banyak mengalami kesulitan akses terhadap air bersih. Selain itu, ketersediaan dana juga menjadi tantangan dalam mewujudkan 100 persen akses air bersih.
Salah satu upaya efektif mengatasi persoalan dana tersebut adalah dengan mengoptimalkan potensi perusahaan air baik di desa maupun kota. Upaya inilah yang diangkat oleh Water.org untuk mengembangkan program Water Credit.
Country Manager Water.org Rachmad Hidayad mengatakan, Water Credit merupakan solusi sekaligus peluang bagi lembaga keuangan mikro untuk mengembangkan dan meluncurkan produk keuangan untuk air dan sanitasi.
"Dengan Water Credit, program akses air bersih dan sanitasi dapat menjangkau dan memberdayakan lebih banyak orang," ujar Rachmad dalam acara Kopi Sore di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis, 22 November 2018.
Rachmad melanjutkan, skema kredit mikro dapat lebih menjamin keberlanjutan program air bersih dan sanitasi dibandingkan bantuan langsung yang dapat terputus apabila donasi dihentikan.
Untuk mempercepat tercapainya program 100 persen air bersih pada 2019, Water.org juga membuka kesempatan pada berbagai pihak termasuk turut mengadopsi program Water Credit. Salah satunya adalah Danone-Aqua.
Water.org dan Danone-Aqua menargetkan dampak yang lebih besar melalui solusi keuangan yang berkelanjutan dengan memberdayakan kelompok Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (SPAMS) Pedesaan.
Salah satu yang mendapat pembiayaan Water Credit dari Warer.org dan Danone-Aqua adalah Kelompok Pengelola SPAMS Jolotundo, Desa Juwangi, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali. Sebumnya masyarakat desa ini mendapatkan air bersih dengan mengambil di mata air Jolotundo menggunakan ember.
Tahun 2012, Desa Juwangi mendapatkan dana dari pemerintah melalui porgram PAMSIMAS untuk membentuk KPSPAMS Jolotundo dan mengelola sistem penyediaan air minum untuk Desa Juwangi. Pada Desember 2017, melalui program Water Credit, KPSPAMS Jolotundo mendapatkan pembiayaan dari Bank Boyolali sebesar Rp50 juta.
Dana tersebut digunakan untuk membuat jaringan pipa distribusi kepada Sambungan Rumah baru. Jangka waktu pinjaman adalah 36 bulan dengan angsuran Rp1,86 juta per bulan. (ase)