Cara UP Ubah Nasib Bangsa, Salah Satunya 'Cetak' Pengusaha Muda
- CryptoCurry
VIVA – Pertumbuhan ekonomi Indonesia disebut-sebut mulai merangkak naik, dengan angka di kisaran 5 persen pada periode beberapa tahun belakangan ini. Hal itu lebih baik jika jumlah pelaku wirausaha terus ditingkatkan.
“Untuk ukuran dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk tinggi, ini kenyataannya seperti itu. Tentu memang kita kalah dengan China yang pertumbuhannya mencapai 6 persen, tapi India sudah kita lewati,” kata Ketua Umum Yayasan Universitas Pancasila, Siswono Yudo Husodo, Kamis 15 November 2018.
Siswono mengungkapkan, dari bukti-bukti empiris semua negara semakin menyadari bahwa kemajuan yang pesat suatu bangsa salah satu faktor utamanya adalah hadirnya wirausaha dalam jumlah dan kualitas yang baik. Jika dilihat hasil Sensus Ekonomi 2016, wirausaha Indonesia baru mencapai 3,1 persen dari jumlah angkatan kerja. Sebagai perbandingan Malaysia mencapai 5 persen, China 10 persen, Singapura 7 persen, Jepang 11 persen, dan Amerika Serikat 12 persen.
“Wirausaha Indonesia masih sedikit untuk menjadi negara maju. Ini terbukti dengan defisit neraca berjalannya karena banyak yang masih banyak barang diimpor karena kurangnya pengusaha memproduksi barang,” jelasnya.
Atas dasar itu, Siswono pun menghargai program pemerintah yang menetapkan kebijakan perguruan tinggi harus menyelenggarakan pendidikan kewirausahaan. Namun, menurut dia seharusnya kebijakan ini dilakukan 30 tahun lalu.
“Jika 30 tahun lalu dilakukan mungkin Indonesia sudah lain. Memang sudah terlambat. Tetapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.”
Terkait hal itulah, kampus yang dikenal dengan ahli-ahli hukum itu pun kini semakin gencar menyelenggarakan Career Enterprenuer Development Center (CEDC). Siswono berharap kegiatan tersebut ikut mendorong lulusan kampus terjun ke dunia usaha dengan menciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan juga lingkungan, bukan hanya pencari kerja. Dengan kebijakan pemerintah ini, Siswono optimis dalam waktu 20 tahun lagi Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia.
“Rasio negara-negara maju hanya 14 persen, ini sudah bagus sampai 50 persen yang menjadi wirausaha,” ucap pria yang sempat menjabat sebagai Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan era Orde Baru itu.
Tak hanya itu saja, Univeritas Pancasila juga akan membuka jurusan perkereta apian. Hal ini dirasa perlu mengingat bidang tersebut masih cukup langka. Padahal, selain wirausaha, hal yang tak kalah penting dalam percepatan pembangunan adalah dengan ditingkatkannya infrastruktur dalam negeri. “Sepereti kita tahu moda transportasi yang paling efektif di darat adalah kereta api. Nah, ini yang juga jadi perhatian kami sehingga kami akan ikut mendorong kemajuan bangsa melalui jurusan teknik kereta api,” katanya
Terlepas dari itu semua, Siswono mengaku heran jika masih ada pihak yang menilai pembangunan infrastruktur yang belakangan ini dilakukan dinilai ugal-ugalan. Sebab menurutnya pembangunan infrastruktur banyak memberikan manfaat untuk rakyat.
“Jadi pembangunan infrastruktur itu suatu keharusan, karena kita masih tertinggal jauh dengan negara lainnya. Penduduk Indonesia 260 juta jiwa per seratus ribu orang hanya ada 340 km jalan. Malaysia ada 1.200 km jalan. Jadi kalau dilihat secara keseluruhan saya melihat kondisi ekonomi kita membaik. APBN juga meningkat terus.”
Mencetak Jiwa Pancasila
Untuk diketahui, Univeritas Pancasila baru saja meluluskan sebanyak 1.753 wisudawan/wati dari jenjang pendidikan vokasi sampai dengan doktor yang terdiri dari tujuh fakultas dan sekolah pasca sarjana pada Rabu 14 November 2018.
Terkait hal itu, Rektor Universitas Pancasila Wahono Sumaryono mengatakan, nilai-nilai luhur Pancasila diharapkan dapat diimplementasikan oleh para wisudawan dalam berbagai aspek kehidupan, baik di lingkungan, keluarga, tempat kerja maupun lingkungan lainnya.
“Sejak didirikan pada 28 Oktober 1966, Universitas Pancasila sampai saat ini telah meluluskan sekitar 60.000 ahli madya, profesi dan sarjana dari berbagai strata dan berbagai program studi,” katanya
Ketua Pembina Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila, Siswono Yudo Husodo menambahkan, para wisudawan dapat menunjukkan prestasinya di masyarakat seperti yang telah ditunjukkan wisudawan-wisudawan sebelumnya.
“Belajar tidak hanya di bangku kuliah, tetapi yang utama adalah hidup dan berkarya untuk masyarakat yang merupakan proses yang tidak pernah berakhir,” ujarnya.
Komitmen Universitas Pancasila dalam membangun karakter generasi bangsa berlandaskan pancasila tidak hanya sebatas di bidang pendidikan, namun juga dalam berbagai hal. Salah satu wujud nyata itu ialah dengan mendirikan tempat peribadatan yakni masjid, yang nantinya akan disusul pembangunan gereja, vihara hingga kelenteng di lingkungan kampus sebagai bentuk keberagaman bangsa Indonesia.