Di Balik Kesuksesan Kuliner Legendaris Roti Bakar Eddy

Salah satu kedai Roti Bakar Eddy
Sumber :
  • Instagram Roti Bakar Eddy

VIVA – Berpadu dengan berbagai topping dan disajikan dalam keadaan hangat, roti bakar menjadi salah satu dessert alias pencuci mulut favorit. Dessert ini pun dapat ditemukan di pinggir jalan hingga mal-mal terkemuka.

Kisah Inspiratif Influencer Amelinda Sanjaya Respons Cibiran Netizen Soal Ketiak Basah

Dari sekian banyak roti bakar yang ada di Jabodetabek, nama Roti Bakar Eddy adalah yang paling populer dan legendaris. Kedai roti bakar ini sudah berdiri hampir setengah abad, tepatnya 47 tahun sejak 1971.

Eddy Supriadi adalah sosok di balik kesuksesan roti bakar ini. Eddy adalah pendiri dan pemilik roti bakar ini. Kesuksesan Roti Bakar Eddy tidak diraih secara instan.

Kisah Diego Berel, Pelukis Muda Down Syndrome Hasil Karyanya Sampai ke London

Dikutip dari berbagai sumber, pria kelahiran Solo, Jawa Tengah ini merantau ke Jakarta pada 1966 saat usianya baru 15 tahun. Bermodal nekat datang ke Jakarta, pria empat orang anak tersebut melakoni berbagai pekerjaan. Awalnya dia sempat bekerja menjadi karyawan roti bakar kaki lima, lalu menjadi penjual koran.

Dari uang tabungannya, dia akhirnya berjualan lontong sayur dan bubur ayam di sekitar Universitas Al Azhar Indonesia di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Baru pada 1971, dia menjajal berjualan roti bakar berbekal pengalamannya.

Kisah Muiz Bocah 12 Tahun yang Rawat 7 Adiknya, Rela Jualan Demi Penuhi Kebutuhan Sehari-hari

Eddy menjual roti bakar ini di tempat yang sama, Al Azhar Blok M karena belum ada yang berjualan roti bakar di kawasan tersebut. Meski demikian, usahanya tak selalu berjalan mulus. Dia pernah berurusan dengan petugas Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) hingga mengalami kerugian sekitar tahun 1985.

Namun, seiring berjalannya waktu, Roti Bakar Eddy berhasil bangkit dan menjadi tempat nongkrong legendaris. Hingga saat ini, Roti Bakar Eddy sudah memiliki sembilan cabang yang tersebar di sejumlah kawasan, yaitu Blok M, Tanah Abang, Pondok Gede, Lenteng Agung, Margonda, Cibubur, Ciledug, Pondok Pucung, dan Haji Nawi. Kini Roti Bakar Eddy dikelola oleh anak-anaknya.

Tak cuma jago jualan roti bakar, Eddy pun jago masak. Dia pernah meraih juara dalam lomba masakan internasional pada 1975. Selain itu, juara di wilayah Jakarta Selatan dalam lomba masakan kaki lima pada awal tahun 80-an.

Sementara itu, soal roti bakarnya berbeda dengan roti bakar lainnya. Roti yang dibikin Eddy begitu khas. Dia menggunakan roti buatan sendiri alias memproduksi sendiri. Rotinya juga dijamin bebas bahan pengawet dan higienis, sehingga memiliki cita rasa dan kenikmatan tersendiri.

Dengan konsep yang tetap mempertahankan rasa 'Kaki Lima', membuat suasana kedai Roti Bakar Eddy makin seru untuk ajang kumpul-kumpul. Dan dari sekian menu roti bakar yang populer adalah Roti Bakar Cokelat Keju.

Dengan ukuran roti yang besar dicampur dengan cokelat meses dan keju yang berlimpah membuat menu ini begitu menggugah selera penikmatnya. Bukan hanya itu, ada juga Roti Kebo yang berisi keju, cokelat, dan pisang. Harganya pun sangat terjangkau, mulai Rp11 ribu hingga Rp13 ribu.

Dan sang pendiri dan pemilik roti bakar legendaris itu kini telah berpulang. Eddy meninggal dunia pada Rabu sore sekitar pukul 16.25 WIB di Rumah Sakit Mayapada pada usia 67 tahun. Rencananya, jenazah akan dimakamkan di TPU Jeruk Purut.

Kisah perjuangan Mia, siswa yang belajar untuk juara sambil berjualan

Belajar Sambil Berjualan, Kisah Mia yang Berjuang jadi Juara untuk Bantu Ibunya

Mia bercerita dengan polos bahwa ia sedih karena sebelumnya gagal menjadi juara pada lomba matematika yang ia ikuti, padahal ia sangat menyukai pelajaran matematika.

img_title
VIVA.co.id
10 Desember 2024