Perangi Sampah Laut, Aksi Anak Muda Ini Patut Diacungi Jempol
- Viva.co.id
VIVA – Sampah laut menjadi isu lingkungan yang cukup serius. Indonesia sendiri dinyatakan sebagai negara terbesar ke-2 yang berkontribusi pada puing sampah plastik di laut dunia.
Belakangan masyarakat mulai banyak yang teredukasi untuk mengatasi sampah laut tersebut. Hal itu tak jauh dari peran anak muda dalam kampanye sosial soal sampah laut.
Indonesian Youth Marine Debris Summit (IYMDS) adalah salah satunya. Diinisiasi oleh yayasan Divers Clean Action (DCA), para pemuda dari berbagai daerah di Indonesia dikumpulkan untuk diedukasi soal bagaimana cara mengatasi sampah laut.
Gerakan yang telah berlangsung pada 24 hingga 29 Oktober 2017 lalu itu berhasil menjaring 64 remaja 'leader' dari 34 propinsi di RI. Mereka telah diberikan edukasi mengenai sampah laut.
Seluruh peserta IYMDS dibagi 14 kelompok berdasarkan area Provinsi terdekat. Kegiatan mereka fokus dilaksanakan di beberapa daerah pesisir yaitu Aceh, Riau, Bengkulu, Lampung, Kepualauan Seribu, Yogyakarta, Bali, Sampit, Samarinda, Selayar, Palu, Flores, Maluku, dan Raja Ampat.
Founder DCA, Swietenia Puspa mengatakan setelah 1 tahun berlangsung untuk mengakhiri rangkaian IYMDS, salah satu kelompok pemuda yang menamai dirinya Seangle (@seangle_id) telah terpilih menjadi kelompok terbaik.
"Tak hanya menunjukkan progres yang signifikan, selama satu tahun mereka fokus melakukan kampanye edukasi, riset hingga aksi membersihkan sampah pantai," ujarnya kepada VIVA dalam acara pemberian penghargaan kepada Seangle di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat, 21 September 2018.
Berlokasi di Palu, Sulawesi Tengah, Seangle yang digawangi Abizar Ghiffary, Sri Rahayu, Reny Septiani, Robby Binsar dan Irsyad membuka Recycling Center bernama Sountasi (Pondok laut) di jalan Lasoso, Palu Barat Sulawesi Tengah. Mereka juga membentuk program Sea School dengan mengedukasi anak-anak Sekolah Dasar tentang bagaimana cara memilah dan membuang sampah dengan baik.
Selain itu mereka juga mengedukasi masyarakat pesisir melalui beberapa keterampilan upcycling, pembangunan recycling center, adopsi kapal nelayan bersih sampah, sekolah hingga mengajar anak-anak dengan dibayar sampah, dan lainnya.
Lebih lanjut Swietenia menyebut bahwa peserta IYMDS juga telah dibekali pendanaan untuk melakukan aksi pada sistem dan fasilitas pegolahan sampah di daerah pesisir (daerah mereka masing-masing).
Hendra Yuniarto, General Manager Marketing PT. Fast Food Indonesia (KFC) selaku perwakilan dan sponsor IYMDS mengatakan bahwa kini menjaga kebersihan laut menjadi program CSR KFC sejak 2016.
"Dari 2009 kita fokus di go green. Namun sejak 2016 kita bikin gebrakan baru untuk fokus ke laut. Indonesia negara kelautan sayang kalau lautnya dipenuhi sampah," ujarnya kepada VIVA ditemui di lokasi yang sama.
Diketahui sejak Mei 2018, KFC berkomitmen membatasi penggunaan sedotan dan mengampanyekan gerakan #nostrawmovement.
"KFC tidak lagi menyediakan dispenser sedotan. Kini konsumen yang menggunakan hanya 25-30 persen saja," ujarnya.