Resa Boenard, 'Superhero' Anak-anak Bantar Gebang Merajut Mimpi
- Instagram Resa Boenard
VIVA – Di tengah hamparan dan bukit-bukit sampah di tempat pembuangan akhir sampah (TPA) Bantar Gebang, Bekasi, terdapat sebuah bangunan sederhana yang jauh dari kesan bau dan kotor. Di tempat inilah anak-anak dan para remaja yang tinggal di kawasan itu memupuk mimpi mereka untuk merajut masa depan yang lebih cerah.
Bangunan itu merupakan tempat bernaung komunitas yang menyebut diri mereka sebagai The Kingdom of Bantar Gebang, atau lebih dikenal dengan sebutan BGBJ. Komunitas ini berawal dari sebuah inisiatif seorang wanita muda bernama Resa Boenard pada tahun 2004.
Saat itu, Resa membuat konsep sebuah sanggar untuk anak-anak. Namun, seiring berjalannya waktu, ia membuat berbagai penyesuaian di sana-sini hingga akhirnya pada 2014 sanggar itu berubah menjadi tempat seperti sekarang, dan pada tahun 2015 resmi menyandang nama The Kingdom of Bantar Gebang.
Sama dengan anak-anak asuhnya yang berada di BGBJ, Resa juga sejak kecil sudah tinggal di kawasan pembuangan sampah Bantar Gebang. Ia menyadari tinggal dan besar di lingkungan yang penuh dengan sampah jauh dari kesan layak, sehingga banyak membuat anak-anak merasa tidak percaya diri.
"Saya ingin memotivasi mereka bahwa kehidupan di pembuangan sampah tidak membuat mereka seperti sampah," ujar Resa dalam sebuah wawancara untuk program Apa Kabar Indonesia Pagi di tvOne.
Untuk itu, Resa ingin agar tempat yang dibuatnya bisa menjadi wadah bagi anak-anak ini untuk meraih mimpi mereka. Bersama sejumlah relawan, Resa mendorong anak-anak di sana untuk terus berjuang mewujudkan mimpi mereka.
Yang diajarkan oleh komunitas BGBJ pun terbilang sangat banyak. Mulai dari membaca, berhitung, bahasa Inggris hingga yoga, tinju, dan berkebun.
"Kami mencoba bagaimana membawa sesuatu yang agak susah didapatkan di Bantar Gebang," ujar Resa.
Tak hanya keterampilan, Resa juga terus memberikan suntikan semangat dan membangun kepercayaan diri anak-anak di sana. Selain itu, ia mendorong sebagian anak-anak yang putus sekolah untuk mau melanjutkan pendidikan.
"Filosofi yang akan ditanamkan pada anak-anak dan remaja di sini adalah untuk menjadi seperti pohon yang bisa tumbuh besar dan tidak bisa dirobohkan siapapun, berbuah artinya bermanfaat buat orang lain, dan bisa ditumbuhkan di mana saja," tutur Resa.
BGBJ bahkan juga sudah terkenal hingga ke mancanegara. Berbagai kerajinan tangan hasil kreasi anak-anak di sana sudah dijual dan laris manis di pasar lokal bahkan hingga di luar negeri.
Beberapa relawan asing pun tidak jarang berkunjung ke sana untuk mengajar atau mengajak anak-anak bermain. Dengan berlimpahnya bantuan yang diberikan itu, Resa bersyukur ia bisa memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak di Bantar Gebang.