Tragis, Bocah Ini Tumbuh Besar di Kandang Ayam
- Pixabay/Greyer baby
VIVA – Pada tahun 1980, Portugal dikejutkan dengan cerita seorang anak perempuan bernama Maria Isable Quaresma Dos Santos. Ia adalah gadis berusia 9 tahun yang menghabiskan seluruh masa kecilnya di dalam kandang ayam, terisolasi dari interaksi dan afeksi manusia sama sekali.
Karena efek tumbuh besar bersama ayam berpengaruh pada perilakunya, Isabel pun dikenal dengan julukan "Gadis Ayam". Dilansir dari laman Oddity Central, menurut sebuah artikel yang diterbitkan oleh koran Diario de Noticias tahun 1980, Maria Isabel lahir pada 6 Juli 1970, di sebuah peternakan di Tabua, sebuah distrik Portugal bernama Coimbra.
Ketika Maria berusia satu tahun, ibunya, yang kemudian didiagnosis para dokter mengalami masalah mental parah, mengurungnya di kandang ayan karena dianggap bukan bagian dari keluarga. Maria pun harus menghabiskan delapan tahun kehidupannya di tempat sempit itu, yang hanya dikelilingi oleh ayam dan bertahan hidup dengan mengonsumsi makanan yang sama dengan unggas seperti gabah, daun kol, dan apapun sisa makanan yang diberikan keluarganya.
Ironisnya, kakak laki-laki Maria Isabel tidak bernasib sama dengannya. Dia tumbuh dengan kehidupan normal, tidur di dalam rumah keluarga, bersekolah, dan berinteraksi dengan anak-anak lain di lingkungan sekitarnya. Barulah diketahui kemudian kalau semua orang di Tabua ternyata tahu kalau ada anak perempuan yang dikurung dan hidup di kandang ayam, tapi tidak ada satupun yang melaporkan keluarga itu ke pihak berwajib untuk mencoba menolong Maria.
Tabua merupakan lingkungan kecil yang terpencil di masa itu, dan orang-orang hanya fokus bekerja di ladang daripada ikut campur urusan tetangganya.
Meskipun cerita tentang 'Gadis Ayam' terkuak pada Januari 1980, gadis malang itu berhasil melarikan diri dari penjara tidak manusiawi tersebut empat tahun sebelumnya. Di tahun 1976, salah satu bibi Maria mengajukan keluhan kepada orangtua Maria dan mencoba membawa Maria untuk diperiksa dokter. Dia didiagnosis dokter mengalami kelumpuhan yang parah oleh dokter di Coimbra, yang kemudian meminta Maria dirawat di rumah sakit untuk rehabilitasi.
Namun, tidak ada rumah sakit manapun yang mau menerimanya. Setelah ditolak oleh beberapa rumah sakit atau pusat perawatan kesehatan jiwa, bibi Maria tidak punya pilihan lain kecuali membawanya kembali ke keluarganya. Hingga akhirnya di tahun 1980, ketika seorang teknisi radiologi di Rumah Sakit Torres Vedras, Maria Vichao membongkar kasus gadis ini ke media dan membuat semuanya kembali ke jalan yang seharusnya.
Dia membawa gadis itu dari rumahnya selama 15 hari, tapi kemudian menyadari bahwa gadis itu membutuhkan pertolongan profesional. Ia pun menghubungi para jurnalis dari ibukota Portugis dan menceritakan mengenai kondisi yang dialami Maria dan efeknya terhadap kondisi mental dan fisiknya, dengan harapan bisa membuka perhatian masyarakat terhadap kasus ini.
"Sulit membayangkan seseorang bisa bertahan hidup di dalam kondisi yang dialami anak ini selama bertahun-tahun. Tapi yang lebih mengejutkan adalah kasusnya sudah dilaporkan empat tahun lalu tanpa ada institusi manapun yang mengambil langkah untuk mengatasinya," tulis Maria Catarina, seorang jurnalis dari Lisbon.
Manuela Eanes, Ibu Negara Portugal pada saat itu, yang memiliki peran besar dalam kisah ini, mengatur agar Maria Isabel bisa dimasukkan ke pusat rehabilitasi di Lisbon. Para dokter di sana pun terkejut melihat perilaku gadis itu yang seperti binatang dengan keterbelakangan mental yang parah.
"Dari apa yang sudah saya perhatikan sejauh ini, saya bisa katakan anak ini menderita ketidacukupan intelektual yang kemungkinan besar disebabkan oleh pengabaian afektif dan sosial. Perilaku Isabel berada pada level biologis sekolah dasar, yaitu reaksi primer dari seorang binatang atau manusia," kata Joao Dos Santos, Direktur Center for Child Mental Hygiene di Lisbon kepada koran O Jornal pada Februari 1980.
Sebuah koran Portugal bahkan menuliskan meski dilanda perasaan sedih yang mendalam dan ketakutan, Maria Isabel tidak bisa menangis, karena menangis adalah bentuk pertama dari komunikasi antarmanusia, dan dia hampir tidak pernah kontak dengan manusia selama masa kecilnya.
Yang lebih mengejutkan adalah laporan yang menyebutkan bagaimana cara Maria Isabel meniru perilaku ayam. Dia mengambil langkah kecil dan terus menerus menggerakkan tangannya seolah-olah itu adalah sayapnya. Dia tidak bicara dan hanya mengeluarkan bunyi berkotek sebagai bentuk ekspresinya.
Karena dia hanya diberi makan makanan ayam, Maria Isabel mengalami masalah pertumbuhan yang parah. Meskipun sudah berusia 10 tahun, otaknya stagnan di level anak usia 2 tahun.
Bahkan setelah 10 tahun kemudian, Maria Isabel masih mempertunjukkan gerak tubuh dan karakteristik dari tempat di mana ia tumbuh. Dia bergerak dengan langkah kecil dan cepat, dan mengepakkan lengannya masih menjadi salah satu caranya mengekspresikan dirinya. Di usia 27 tahun, dia mampu bergerak sendiri di permukaan yang rata dan agresivitasnya sudah berkurang.
"Meski tidak berbicara tapi dia sangat cerdas, mandiri, dan sudah beradaptasi sangat baik dengan lingkungannya. Dia tahu bagaimana menunjukkan apa yang diinginkannya dan apa yang tidak diinginkannya," kata Cristina Conceicao, psikolog yang menangani Maria Isabel kepada Expresso di tahun 2002.
Maria Isabel sudah berada di fasilitas kesehatan jiwa di Fatina selama 16 tahun terakhir, dan tanpa mengungkapkan detail lebih banyak, untuk menjaga martabat pasien. Koran Expresso melaporkan bahwa gadis itu dalam kondisi baik. Ia kini bahkan sudah berusia 48 tahun.
Kisah Gadis Ayam dari Portugal ini telah diceritakan berkali-kali selama hampir empat dekade, tapi di awal tahun ini, sebuah investagisi yang dilakukan oleh Expresso mengungkapkan bahwa koran-koran pada tahun 1980 mungkin telah membuat cerita yang dilebih-lebihkan.
Memang benar Maria Isabel tinggal di kandang ayam, tapi hanya karena ibunya yang menderita kerusakan otak karena meningitis, harus meninggalkannya di sana tanpa ada yang menjaga selama ia bekerja di ladang. Tapi, para tetangga mengatakan tidak ada ayam di sana, karena keluarga Maria Isabel terlalu miskin untuk memelihara ayam.
Perilaku meniru ayam yang dilakukan Isabel hanya karangan sejumlah surat kabar demi meningkatkan penjualan. Dia memang menderita keterbelakangan mental parah karena kurangnya kontak dan afeksi dari manusia, tapi perilakunya sama sekali tidak meniru unggas, itu hanya caranya mengekspresikan diri.
Para perawat di institusi tempat Maria Isabel dirawat selama 22 tahun terakhir sangat melindunginya, dan menolak siapapun yang ingin memotretnya. Bahkan juga menolak permintaan para ilmuwan Portugal dan asing yang ingin menelitinya. Nampaknya Maria Isabel masih memiliki tingkat kecerdasan anak usia empat tahun.