Jelajah 20 Kota Demi Mencari Akar Barbershop di Indonesia
- Instagram Chief Company
VIVA – Memangkas rambut dan merapikan rambut menjadi kebutuhan sebagian besar pria urban di Indonesia. Setiap satu hingga dua bulan sekali, mereka menyempatkan diri pergi ke barbershop untuk merapikan atau mengganti tatanan gaya rambutnya sesuai dengan karakter dan kepribadiannya atau model kekinian.
Berkembangnya gaya hidup ini tidak lepas dari sejarah munculnya seniman cukur di Indonesia. Hal inilah yang kemudian menginspirasi Chief Company dalam mencari dan menemukan akar budaya potong rambut dan barbershop di Indonesia melalui Chief Barber Voyage 2018, on a mission discovering the origin di 20 kota di Indonesia selama 30 hari.
Marketing Director Chief Company Oky Andries menjelaskan, Chief Barber Voyage 2018 ini merupakan kelanjutan dari misi Chief Barber Voyage 2017 dalam memetakan perkembangan barbershop di Asia Tenggara, Eropa dan Rusia.
“Sebagai barbershop terdepan, Chief Company ingin memetakan sejarah, perjalanan dan perkembangan barbershop di Indonesia hingga masa sekarang ini sekaligus dapat menjadi tolak ukur perkembangan barbershop di Indonesia,” ujarnya dalam rilis yang diterima VIVA, Jumat, 27 Juli 2018.
Director Chief Company Fatsi Hakim mengungkapkan, mereka akan melakukan penjelajahan darat selama 30 hari dalam mencari akar barbershop di lebih dari 20 kota di Indonesia mulai dari Sumatera, Jawa dan Bali.
“Perjalanan ini akan mendokumentasikan perkembangan barbershop berkonsep modern di Tanah Air yang tumbuh secara pesat lima tahun belakangan ini sekaligus menyandingkan cerita di balik itu dengan barber atau pangkas rambut tradisional serta menjawab tantangan dari pertanyaan apakah semua seniman cukur di Indonesia berasal dari Garut, ataukah Padang, Madura atau Tionghoa,” tuturnya.
Sejarah mencatat munculnya tukang pangkas rambut di Indonesia, dimulai sejak 1677 saat terjadi konflik Amangkurat II dan pemberotakan DI/TII di Jawa Barat 1949-1950 yang menyebabkan terjadinya urbanisasi masyakarat ke luar derahnya untuk mencari penghidupan yang lebih baik.
Bahkan sumber sejarah di KITLV Belanda mengungkapkan bahwa tahun 1911, pangkas rambut dilakukan pemangkas rambut asli Madura di Surabaya dan 1931 orang Tionghoa di Medan. Berdasarkan fakta sejarah tersebut, Chief Barber Voyage 2018 akan menjelajah sejauh 3.168 kilometer di 20 kota di Indonesia, di antaranya Medan, Padang, Palembang, Surabaya, Madura dan Bali serta singgah di beberapa kota lain sepanjang perjalanan.
“Dipilihnya kota-kota tersebut karena adanya indikasi kemunculan tradisi barbershop sekaligus perkembangan pesat barbershop berkonsep modern yang terlihat dari munculnya beragam barbershop yang menawarkan service dan gaya rambut dengan akar asal dari Garut, Madura dan Padang,” ujar Fatsi. (ren)