Kunci Sukses Bos Sido Muncul Besarkan Bisnis Jamu

Bos Sido Muncul, Irwan Hidayat
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA – Anda tahu siapa sosok bocah cilik bersama seorang perempuan di logo perusahaan jamu legendaris Sido Muncul? Bocah itu adalah Irwan Hidayat bersama neneknya, Nyonya Rakhmat Sulistio atau Go Djing Nio, pendiri Sido Muncul.

Dulunya Tukang Cuci Piring, Pengusaha Ini Kini Punya Harta Rp1.900 Triliun

Irwan kini berusia 71 tahun. Dia melanjutkan bisnis keluarganya hingga besar seperti sekarang. Lalu, apa rahasia Irwan mampu mengembangkan Sido Muncul hingga jadi raksasa retail jamu?

"Orang bisa sukses kalau mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Kalau orang enggak percaya, habis kita," kata Irwan menjawab pertanyaan presenter senior, Najwa Shihab dalam Catatan Najwa di Hall Spazio Surabaya, Jawa Timur, Kamis malam, 12 Juli 2018.

Kisah Inspiratif Reza Nurhilman dan Titan Tyra, Raih Cuan Berkat Inovasi Produk Lokal

Irwan mengaku, pernah mengalami situasi kalut. Ia bahkan pernah hampir bangkrut. Tapi dia mampu melewati itu. Selain kepercayaan, faktor keberuntungan juga jadi pendukung usahanya terus berkembang.

Kisah Inspiratif Rifky Bujana Bisri,  Anak Driver Ojol ke University of British Columbia

"Kenapa pikiran-pikiran dan ide diberikan Tuhan kepada saya, kenapa tidak pada orang lain? Itu keberuntungan," ujar dia.

Beberapa produk jamu tradisional Sido Muncul yang dikenal luas masyarakat, di antaranya Tolak Angin dan Kuku Bima Ener-G. Memomulerkan dua produk andalan itu, Irwan mengaku mencipta tagline yang sampai sekarang tertanam di pikiran kebanyakan orang, yakni 'Orang Pintar Minum Tolak Angin' dan 'Roso!' untuk Kuku Bima Ener-G dengan bintang iklannya almarhum Mbah Marijan.

"Waktu mau bikin tagline untuk Tolak Angin, saya berpikir orang Indonesia itu banyak yang senang dibilang pintar, makanya saya bikin, 'Orang Pintar Minum Tolak Angin'," tutur Presiden Direktur PT Sido Muncul ini.

Baca juga:

Kekayaan Kylie Jenner Kalahkan 5 Biduan Top Dunia, Ini Rahasianya

Saat ini, produk Sido Muncul tidak hanya beredar di Tanah Air, tapi juga merambah ke luar negeri. Meski begitu, pasar terbesar tentu masih di Indonesia.

"Dulu biasanya diimpor lalu (pihak luar negeri) jual sendiri. Kalau ekspor, yang sudah masuk lama seperti Timur Tengah, Malaysia dan Singapura," kata Irwan.

Dia menuturkan, rekanan di luar negeri berposisi sebagai distributor. Sekarang, Sido Muncul memiliki kantor pemasaran sendiri. "Seperti di Filipina, Nigeria, kita punya kantor marketing sendiri," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya