Kisah Inspiratif Bisnis Home Decor Modal Minim Omzet Ratusan Juta
- Istimewa
VIVA – Menjalani bisnis online kini banyak ditempuh, karena dinilai santai dan menguntungkan. Tak heran jika banyak wanita bekerja, memutuskan untuk berhenti bekerja demi keluarga dan anak-anak.
Namun, tak hanya tinggal diam dan hanya mengurus anak serta keluarga, kebanyakan ibu yang memutuskan meninggalkan pekerjaan kantoran, memilih untuk berbisnis online. Hal ini, juga dilakukan oleh Herlina P. Dewi.
Awalnya ia sama sekali tidak terpikir untuk memulai bisnis, apalagi bisnis tersebut dilakukan secara online. Tekad untuk membuka bisnis ini datang tujuh tahun lalu, ketika ia berencana untuk memulai program kehamilan.
Dewi sadar jika ia terus bekerja sebagai pegawai kantoran, akan lebih sulit baginya untuk bisa fokus pada program tersebut.
Ia juga ingin agar ketika anaknya lahir nanti, bisa menemani dan melihat tumbuh kembangnya setiap hari. Karena menurutnya, kesempatan emas ini tidak akan pernah bisa digantikan oleh apa pun.
“Saya melihat banyak teman di kantor tidak bisa menemani anaknya liburan sekolah karena harus bekerja. Saya tidak mau seperti itu,” ucap Dewi lewat rilis yang diterima VIVA.
Dewi akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja dan menjalani hobinya, yaitu menulis. Tulisan-tulisan seputar pengelolaan keuangan yang kebetulan merupakan bidang yang ia tekuni kemudian diterbitkan melalui Stiletto Book, penerbitan independen garapan Dewi sendiri.
Sejak itu, banyak penulis yang menghubungi Dewi, ingin karya-karyanya juga diterbitkan. Pemasaran buku-buku terbitan Stilleto Book dilakukan melalui media dalam jaringan, mulai dari aplikasi chatting, forum online, media sosial hingga membuka toko online di marketplace, seperti Tokopedia.
Empat tahun berjalan, Dewi dan suami dikaruniai seorang anak. Namun di sisi lain Dewi melihat kecenderungan bisnis buku yang semakin merosot. “Padahal justru kebutuhan ketika punya anak semakin banyak,” jelas Dewi.
Menyiasati kondisi tersebut, Dewi melakukan ekspansi bisnis ke produk dekorasi rumah bertemakan buku, misalnya sarung bantal sofa bertuliskan Keep Calm & Read Books dengan modal kurang dari Rp1 juta. Rupanya produk ini mendapatkan respons yang sangat positif. Permintaan semakin banyak berdatangan.
“Banyak yang tertarik dan bahkan meminta saya untuk membuat desain lain juga, tidak hanya buku, seperti karpet bertuliskan Home Sweet Home atau hiasan dinding bermotif bunga-bunga,” ucap Dewi.
Ibu satu anak yang juga memiliki hobi mendesain, menjahit, hingga merajut ini kemudian melakukan banyak eksplorasi dari sisi ragam produk maupun desain. Saat ini, Stilleto Book yang awalnya menerbitkan dan menjual buku saja, menjelma menjadi sebuah toko online yang menawarkan puluhan jenis produk dekorasi rumah dengan ribuan desain menarik.
Perempuan kelahiran Wonosobo ini merasa sangat bersyukur dengan perkembangan bisnisnya. Tidak hanya memiliki waktu berkualitas dengan keluarga, Dewi kini juga mampu memberdayakan 35 warga di sekitar rumahnya sebagai karyawan.
“Semua yang membantu saya di sini, mulai dari penjahit, tukang kayu, desainer, admin dan sebagainya, adalah tetangga-tetangga di sekitar rumah kami. Saya ingin memberdayakan yang terdekat terlebih dahulu,” tuturnya.
Meskipun telah merasakan manisnya berbisnis home decor, Dewi tetap menjalankan bisnis penerbitan bukunya. “Untuk buku tetap jalan seperti biasa, karena saya ingin tetap bisa bantu orang lain dengan bacaan. Kami di Stiletto juga rutin memberikan sumbangan buku setiap bulannya ke tempat-tempat yang membutuhkan,” ucap Dewi.
Omzet Stiletto kini mencapai Rp300 juta per bulan, bahkan bisa lebih besar pada momen-momen tertentu, seperti Ramadan atau menjelang hari raya. Selain toko online, ia juga berhasil membuka toko offline di Maguwoharjo, Yogyakarta, ruang workshop khusus bagi para pengrajin untuk melakukan proses produksi, hingga kantor yang layak bagi para editor buku maupun desainer produk dekorasi rumah.
Harapan sederhana Dewi di awal membangun bisnis pun terwujud. “Waktu yang saya miliki bersama keluarga saat ini menjadi lebih fleksibel, terutama untuk anak. Saya bisa antar jemput dia sekolah. Kalau liburan sekolah seperti ini juga jadi bisa liburan bersama,” terang Dewi.