Volume Sampah di Jakarta Meningkat saat Ramadan
- VIVA.co.id/Putri Firdaus
VIVA – Bulan Ramadan identik dengan makanan berlimpah saat buka puasa. Rasanya lapar mata saat melihat berbagai makanan dan jajanan hingga minuman berwarna yang dijual sebelum waktu berbuka. Sayangnya, tak semua makanan yang dibeli akan habis dimakan.
Menurut data dinas kebersihan DKI Jakarta pada tahun 2016, bahkan terdapat peningkatan volume sampah hingga 10 persen hanya dalam waktu 10 hari pertama Ramadan, di mana sampah-sampah itu di dominasi oleh sampah organik seperti sisa-sisa makanan.
Bahkan berdasar Food Sustainability Index 2017, yang dirilis The Economist Intelligence Unit (EIU), untuk kategori limbah dan bahan makanan yang terbuang, Indonesia menempati peringkat kedua terbawah atau hanya lebih baik dari Arab Saudi.
Karena itu Mylanta berinisiatif mengajak masyarakat Indonesia mulai menerapkan kebiasaan makan dengan bijak, lewat kampanye Makan Bijak. Mengingat bahwa makan berlebihan seperti yang biasa ditemui dalam kebiasaan masyarakat Indonesia, terutama saat bulan Ramadan dapat memengaruhi kesehatan perut, seperti rasa begah dan tak nyaman pada perut.
"(Kampanye Makan Bijak) se-simple kita tidak makan berlebihan dan makan sesuai porsi. Makan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita mau," kata Dinda Parameswari, Assistant Brand Manager Mylanta saat ditemui baru-baru ini.
Lewat kampanye ini, masyarakat mulai bisa belajar menyisihkan makanan sebelum dikonsumsi dan membungkusnya.
"Ajak makan bijak dengan pesan secukupnya dan pisahkan di awal kalau kelihatan makanan datang dalam jumlah besar, kemudian bungkus makanan sebelum dikonsumsi, dan share di media sosial untuk membagikan kebiasaan ini," lanjutnya.
Dan untuk mendukung kampanye ini, produk obat maag itu menyediakan dispenser khusus berisi bungkus kardus yang bisa diambil masyarakat untuk mengemas makanan yang bisa ditemukan di beberapa lokasi makan Eat&Eat yang ada di beberapa daerah di Jakarta dan Depok. (ms)