5 Sekolah Unik di Seluruh Dunia, Ada untuk PSK
- Pixabay/ akshayapatra
VIVA – Di kebanyakan sekolah, siswa biasanya membawa buku dan datang pada pagi hari, lalu pulang pada siang atau sore harinya. Namun, ada sekolah-sekolah tak biasa yang mengharuskan kebiasaan yang kerap tidak dilakukan di sekolah pada umumnya.
Bahkan, beberapa tidak butuh ruang kelas. Materi yang dipelajari pun berbeda. Penasaran sekolah apa sajakah itu? Berikut lima di antaranya seperti dilansir dari Listverse.
1. Sekolah di Gua
Sekolah Dasar Dongzhong terletak di sebuah gua di desa Miao yang bergunung-gunung di Provinsi Guizhou, China. Dongzhong sendiri berarti di dalam gua. Sementara Guizhou adalah salah satu provinsi termiskin di negeri Tirai Bambu itu dan mendapatkan sangat sedikit bantuan dari pemerintah. Karena itu, masyarakat mulai sekolah di dalam gua pada tahun 1984 dengan delapan guru dan 186 siswa.
Beberapa siswa menghabiskan hingga enam jam setiap hari untuk melakukan perjalanan menuju dan dari sekolah untuk mendapat pendidikan, tetapi beberapa penduduk desa khawatir tentang izin sekolah tersebut. Ketakutan mereka terbukti 23 tahun setelah itu, di mana pihak berwenang China menutup sekolah tersebut. Seorang juru bicara pemerintah mengatakan bahwa perubahan itu diperlukan karena China bukanlah masyarakat gua.
2. Sekolah Perahu
Dua kali setahun, Bangladesh mengalami banjir yang membuat jutaan warganya tidak memiliki akses pada air bersih, listrik, dan kebutuhan lainnya. Akibatnya, sulit bagi anak-anak untuk bersekolah dan sekolah-sekolah untuk terus beroperasi.
Untuk mengatasi tantangan yang disebabkan oleh banjir tahunan, sebuah organisasi nirlaba bernama Shidhulai Swanirvar Sangstha muncul dengan solusi brilian. Mereka membangun rumah, pusat kesehatan, dan sekolah yang mengapung.
Lembaga nonprofit itu mengoperasikan hampir 100 sekolah perahu. Masing-masing sekolah ini menggunakan tenaga surya dan dilengkapi dengan laptop, akses internet, dan perpustakaan kecil. Kapan pun ada banjir dan semua layanan lain ditutup, sekolah terapung masih beroperasi. Mereka menjemput siswa-siswa dari dermaga dan sungai, lalu berlabuh di suatu tempat sehingga kelas itu dapat dimulai.
Setelah pelajaran selesai, sekolah-sekolah perahu mengantarkan para siswa ke rumahnya dan kembali menjemput kelompok siswa lainnya. Sekitar 70 ribu anak telah mendapat manfaat dari sekolah-sekolah perahu sejak didirikan pada tahun 2002 tersebut.
3.Trabajo Ya
Prostitusi adalah hal yang legal di Spanyol. Ada antara 200 ribu hingga 400 ribu pekerja seks komersial alias PSK di Spanyol saat ini. Dan sebuah sekolah bernama Trabajo Ya, yang berarti bekerja sekarang, dibuka di Valencia untuk mengajari para pelacur soal trik yang paling efektif dalam prostitusi. Sekolah ini menawarkan kursus dasar dalam bisnis prostitusi profesional.
Mereka membuat iklan yang menyerukan agar orang-orang mendaftar untuk mengetahui bahwa profesi itu menguntungkan dan menawarkan pekerjaan instan bagi kaum pria dan wanita. Pelatihan berlangsung selama satu pekan, yang mengajarkan teori dan praktik.
Siswa diberikan pelajaran tentang sejarah dan evolusi prostitusi serta keterampilan bisnis di dunia prostitusi. Mereka mengadakan sesi keterampilan praktis dua jam setiap hari dan belajar seluk-beluk mainan seks serta membiasakan diri dengan Kama Sutra.
Tidak mengherankan, sekolah itu digugat oleh orang-orang yang keberatan. Namun penyelidikan yang dilakukan menemukan bahwa sekolah itu tidak mempromosikan prostitusi, sehingga Trabajo Ya masih terus beroperasi.
4. Sekolah Penyihir
Sekolah penyihir mengajarkan tentang ilmu sihir kepada para penyihir pemula di seluruh dunia. Meskipun sebagian besar dari 40 ribu siswanya mengambil kursus online, namun sekolah ini punya bangunan fisik, di mana siswa dapat mengambil kelas secara langsung.
Gedung sekolah awalnya terletak di Roseville, Chicago. Namun hanya bertahan dua tahun, lalu pindah ke Salem, Massachusetts. Di kota ini, sekitar 200 orang dituduh melakukan sihir dan menghadapi persidangan serta eksekusi pada tahun 1692-1693.
Pindahnya lokasi sekolah dari Roseville ke Salem dilakukan karena mendapat kecaman dari kalangan Kristen yang mengorganisir protes dan menyiram air suci di atas roda-roda mobil para penyihir. Yang lain menyiram air suci ke mobil mereka sendiri untuk perlindungan. Salem dipilih karena memiliki komunitas penyihir dan umumnya ramah terhadap para penyihir.
5. Sekolah Bebas
Brooklyn Free School dibagi dua, yakni untuk siswa berusia antara 11-18 tahun dan siswa 4-11 tahun. Uniknya, tidak ada kurikulum di sekolah ini dan siswa diperbolehkan untuk memilih kelas yang mereka inginkan atau menjauh dari sekolah jika mereka tidak menginginkannya.
Di sekolah ini, siswalah yang membuat aturan. Beberapa siswa mungkin memutuskan untuk menyendiri dan belajar independen sehingga bisa berlangsung selama bertahun-tahun. Namun beberapa siswa memilih untuk bermain, berkeliaran atau hanya tidur siang. Ada kelas seperti The Wire and Urban Studies, di mana siswa menonton dan mendiskusikan acara TV The Wire. Di kelas lain, siswa membandingkan restoran di sekitar kota sebelum makan di restoran tersebut.
Setiap minggu, diadakan pertemuan untuk memutuskan bagaimana sekolah beroperasi, mulai bagaimana sekolah harus dikelola hingga bagaimana siswa harus belajar. Tidak ada tes, pekerjaan rumah, atau nilai. Jika siswa ingin, dia bisa mengadakan rapat dan mendiskusikan ide-ide dengan seluruh penghuni sekolah. Kelas dijalankan oleh siswa, sedangkan guru bertindak sebagai moderator.
Menurut kepala sekolah, sekolah mengharapkan setiap siswa untuk menemukan caranya sendiri untuk belajar dan berkembang. Namun, sekolah ini dikritik karena kurangnya kurikulum.