Formula Rahasia Memasarkan Barang di Media Sosial
- VIVA/Bimo Aria Fundrika
VIVA – Dengan makin berkembangnya dunia teknologi informasi, makin pesat pula perkembangan penggunanya di masing-masing negara, tak terkecuali di Indonesia. Menurut data dari We Are Social, saat ini ada sekitar 130 juta pengguna media sosial aktif di Indonesia.
Ini bisa menjadi peluang, sekaligus tantangan tersendiri bagi para penggunanya. Hal ini seperti diungkap oleh Coach Ommar, dari Komunitas Pengusaha Muslim saat seminar “Pelatihan Social Media di Tengah Ekonomi Kreatif Anak Muda Indonesia’.
"Ini captive market, big market, ini yang terjadi sekarang. Peluang ini yang harus kita manfaatkan," ungkap Ommar, di Hotel Millenium Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Sabtu, 7 April 2018.
Sebab itu pula butuh strategi khusus untuk menggaet pasar dan meraup rupiah dari berkembangnya pengguna media sosial ini. Ommar punya formula rahasia agar apa yang ia tawarkan di media sosial punya pasar tersendiri
"Pertama itu who, jadi kita mesti menentukan dahulu, who is my customer. Jangan hanya mikirin produknya aja, tapi enggak tahu mau jual ke siapa. Salah satu kesalahannya kita berpikir I can sell it to everybody," kata dia.
Karena itu, sebelum memulai memasarkan suatu produk ataupun jasa melalui media sosial, lanjut dia, deskripsikan secara jelas dahulu siapa target pasar yang akan disasar.
"Jadi kita harus tahu dulu 'ikannya'. Kalau sudah tahu jenis ikannya apa, kemudian di mana ikannya ada, misal paus berarti di laut lepas, berarti kita mesti bawa perahu besar, dengan orang banyak, pakai GPS, istilahnya begitu," ucapnya.
Ommar juga memaparkan, pengetahuan tentang siapa target pasar yang akan dituju juga akan menuntun di mana ia mesti mencari target itu
"Misal jual kue, ini mau dijual ke siapa A-B atau C-D dan usia berapa, kemudian di mana kah mereka berada. Di mananya itu media sosial," dia menjelaskan.
"Kemudian kalau tahu mereka di mana, tugas kita memancing mereka. Jadi jualan di online itu jangan seperti orang brutal. Jangan di social media kita bicara hard selling, jadi kita harus soft selling supaya mereka tertarik dan mengenal kita terlebih dahulu,” ia menambahkan.
Dengan mengikuti alur yang demikian, Ommar percaya bahwa hasil yang akan didapatkan juga sesuai dengan perencanaannya.