Terinspirasi Power Rangers, Bimbel Super Seru Ada di Jogja
- VIVA/Isra Berlian
VIVA – Lembaga bimbingan belajar makin menjamur belakangan. Hal ini sejalan dengan adanya standar kelulusan siswa yang ditetapkan oleh pemerintah.
Orangtua pun berlomba-lomba memasukkan anaknya ke lembaga bimbingan belajar karena khawatir anaknya tidak mendapatkan nilai sesuai dengan standar kelulusan yang telah ditetapkan.
Jika umumnya para siswa dalam satu kelas diajarkan dengan metode yang sama, namun Teacher Rangers yang berada di bawah naungan Youth Educational Centre (YEC), berbeda.
Hafidh Rifky Adiyatna pria berusia 26 tahun asal Yogyakarta yang berada di balik bisnis ini mengutarakan bahwa program yang ditawarkan kepada calon siswanya berawal dari pemahaman atas talenta atau bakat yang dimiliki oleh siswa.
Maka dari itu, sebelum menjalani treatment pengajaran, calon siswa terlebih dahulu akan menjalani serangkaian assesment untuk mengetahui metode pemebelajaran seperti apa yang cocok untuk mereka. Apakah anak itu termasuk anak yang auditori, visual, atau kinestetik dan sebagainya.
"Dari tes bakat itu dia akan dapat report. Report itu akan dikomunikasikan dengan orang tua. itu yang enggak dilakukan oleh bimbel lain. Kalau bimbel lainnya semua anak diajarkan sama," jelas dia saat berbincang dengan VIVA di Grand Hyatt Jakarta Pusat, Kamis 5 April 2018.
Dia menambahkan, setiap pengajar yang ada di sana akan mengajarkan anak sesuai dengan karkteristik para siswanya.
"Jika muridnya lebih ke auditori maka dalam proses pembelajaran para siswa akan lebih banyak diajak berdiskusi daripada menulis agar mereka lebih terstimulus. Kalau visual, mereka akan diberikan video atau gambar karena di sini indera penglihatan dia lebih dominan," jelas dia.
Tidak hanya itu, bimbingan belajarnya pun lebih mengutamakan kenyamaman siswa maka dari itu semua pengajar yang ada di tempatnya itu berusia di bawah 30 tahun.
"Makanya disebut youth educational center. Jadi anal-anak enggak bosen belajar sama sekali sama tim kita. Pengajar kita pun namanya Teacher Rangers terinspirasi dari Power Rangers. Jadi mereka merasa tidak belajar dengan guru tapi dengan superhero," jelas dia.
Dia menambahkan, YEC ini juga menggunakan strategi pendekatan siswa secara emosional dengan menyediakan tenaga psikologis. Siswa bisa berkonsultasi secara gratis dengan psikolog sehingga para guru dapat turut mengetahui kondisi psikologis para siswanya. Hal ini tentunya akan berguna ketika siswa mengalami kesulitan dalam pelajaran dan merasa tertekan.
Untuk treatment pembelajaran selama satu tahun pihaknya menawarkan paket belajar mulai dari Rp1 juta hingga Rp30 juta untuk kelas premiun personal.
"Tapi kita punya misi sosial dimana orang kelas menengah bisa akses ini dengan cara kolektif dengan bentuk kelompok belajarnya sendiri sehingga bisa setahun Rp1juta atau satu bulan enggak sampai Rp100 ribu, tapi komunal," terang dia.
Atas inovasinya ini, dia pun diganjar penghargaan Young Microentrepreneur 2018 dalam ajang Citi Microentrepreneurship Award 2017-2018.
Bimbingan belajar ini pun terletak di Jalam Poncowolo 15, Ketanggunan, Wirobrajan, Yogyakarta. Tidak hanya ini saja, ternyata dia juga memiliki bimbingan belajar di Jalan Kaliurang yang menawarkan konsep class on cafe. Anak-anak bisa belajar di tempat yang tidak monoton.
"Konsepnya beda, ada dua lantai di lantai dua itu cafe dan bawahnya kelas untuk jaring anak-anak yang enggak mau belajar di tempat yang monoton. Jadi buat anak-anak yang enggak mau belajar di kelas belajar di kafe bisa sambil makan atau bisa sambil santai biar bisa luangin waktu untuk belajar itu," dia menjelaskan lagi.