Lima Kasus Mencekam Manusia Serigala di Dunia Nyata
- Pixabay/Mohamed Hassan
VIVA – Manusia serigala adalah salah satu makhluk paling ikonik dan menakutkan dari semua mitos dan legenda. Makhluk ini diyakini adalah manusia yang bisa berubah bentuk dengan kecepatan, kekuatan, refleks, dan indra yang tidak biasa saat bulan purnama.
Pada zaman Yunani kuno diyakini seseorang dapat berubah menjadi serigala dengan makan daging serigala. Berabad-abad kemudian, untuk menciptakan manusia serigala adalah dengan kutukan, makan tumbuh-tumbuhan tertentu, atau dengan tidur di bawah bulan purnama pada hari Jumat, dan meminum air yang telah disentuh oleh seekor serigala.
Meski hanya sebuah mitos dan fantasi, namun ada beberapa kasus yang terdokumentasi bahwa 'manusia serigala' itu hidup. Berikut ini lima kasus mencekam manusia serigala seperti dikutip dari berbagai sumber.
1. Gilles Garnier
Gilles Garnier menjalani kehidupan di desa terpencil di Prancis pada abad ke-15, yang tinggal di gubuk dalam hutan. Ketika dia jatuh cinta dengan seorang wanita dari desa tetangga, mereka pun tinggal bersama. Namun, untuk memenuhi kehidupannya, dia terpaksa memangsa anak-anak desa setiap malam.
Setelah beberapa korban jatuh dan meninggalkan sisa-sisa tubuh anak yang hilang, warga desa mengira pelakunya adalah manusia serigala. Akhirnya, warga menyisir hutan hingga pada suatu malam menemukan pemandangan mengerikan. Di atas mayat anak-anak tampak seperti manusia serigala, namun ketika cahaya menyorot makhluk itu, sosok itu adalah Gilles.
Dia ditangkap dan mengaku melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap empat anak untuk memberi makan dirinya dan istrinya. Dia mengatakan bahwa suatu malam, dia didatangi hantu dan memberinya krim untuk berubah menjadi manusia serigala sehingga sejak itu, dia melakukan pembunuhan. Apapun alasannya, dia dibakar pada tahun 1873 atas semua kejahatannya.
2. Jean Grenier
Selama musim semi tahun 1603 di desa-desa pertanian Gascony, Prancis mengalami teror. Anak-anak secara misterius menghilang. Kemudian pada suatu malam, anak berusia 13 tahun bernama Maurgaritte Portier pulang berlumuran darah.
Luka-lukanya sangat mengerikan sehingga keluarganya mengira dia telah dianiaya oleh serigala, tetapi Maurgaritte meyakinkan mereka bahwa penyerangnya adalah anak lelaki seusia dia, yang datang dari hutan seperti binatang untuk menyerangnya. Namun dia berhasil melarikan diri dengan menggunakan tongkat besi.
Beberapa hari setelah insiden itu, Jean Grenier (14) mengaku dia adalah orang di balik pembunuhan dan penyerangan itu. Jean langsung ditangkap, dan dia memberi tahu hakim bahwa dia telah menjadi serigala dan setiap menjadi serigala, dia akan merasakan dorongan untuk memburu dan memangsa anak-anak. Jean pun dinyatakan gila dan dipenjara seumur hidup.
3. Manuel Blanco Romasanta
Lahir di Spanyol abad ke-18, Manuel Blanco Romasanta memiliki latar belakang yang sangat aneh. Sampai usia enam tahun, orangtua Manuel membesarkannya sebagai seorang gadis, yang diyakini menyebabkan sejumlah masalah dengan kesehatan mental dan rasa percaya dirinya.
Manuel tumbuh dalam kehidupan yang lebih buruk, kematian istrinya mendorongnya menjadi penjual keliling. Saat berjuang untuk mencari nafkah, dia malah terlilit utang, lalu melarikan diri ke Portugal untuk memulai hidup baru sebagai pemandu di jalan pegunungan yang berbahaya.
Kecurigaan mengarah pada Manuel, ketika beberapa wanita dan anak-anak yang dipandunya menghilang secara misterius. Penyelidikan menemukan bahwa Manuel sebenarnya telah membunuh lima orang, termasuk seorang gadis berusia 12 tahun, untuk mengambil dan menjual barang-barang mereka.
Selama persidangan, Manuel menyatakan dia menderita likantropi, yakni kemampuan atau kekuatan manusia berubah menjadi serigala, yang membuatnya melakukan pembunuhan dalam wujud serigala. Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, dan menjadi sejarah sebagai pembunuh berantai pertama yang tercatat di Spanyol.
4.Peter Stube
Ketika Peter Stube lahir di desa pertanian yang tenang pada abad ke-15 di Rheineland, Jerman, tak seorang pun bisa meramalkan bahwa ia akan dikenal sepanjang sejarah dengan nama The Werewolf of Bedburga atau serigala dari Bedburga.
Sejak 1564-1589, Peter mengklaim telah membunuh 18 orang, semua wanita dan anak-anak, yang dengan mengerikan dimutilasi menggunakan tangan dan giginya sendiri. Bahkan dalam beberapa kasus, sebagian korbannya dimakan. Peter juga membunuh ternak dengan cara yang sama.
Ketika dia akhirnya ditangkap oleh pihak berwenang, Peter disiksa untuk mengaku perbuatannya. Peter mengatakan bahwa ia telah melakukan sihir hitam sejak usia sangat muda dan bahwa setan telah memberinya sabuk yang memungkinkan dia berubah menjadi manusia serigala.
Peter dieksekusi di depan umum dengan cara yang sangat brutal, dagingnya dikupas dari tubuhnya dengan penjepit panas, semua tulangnya patah dengan kapak, dan akhirnya dia dipenggal. Sebagai peringatan untuk semua manusia serigala, kepala Peter ditempatkan di pos dengan ukiran serigala di atasnya.
5.The Beast of Gevaudan
Berbeda dengan kasus lainnya, pelaku dalam kasus ini benar-benar binatang. Makhluk yang tidak diketahui melakukan pembantaian lebih banyak daripada manusia serigala yang disebut sebelumnya.
Cerita dimulai pada suatu malam di tahun 1764, di desa pertanian Gevaudan di Prancis. Seorang gadis yang memelihara ternak keluarganya melihat seekor makhluk yang mengerikan keluar dari hutan datang ke arahnya, untungnya ternak itu menabrak binatang tersebut sehingga dia selamat.
Binatang itu merusak seluruh wilayah, membunuh pria, wanita dan anak-anak dan mencabik-cabik orang. Binatang tersebut tidak bertingkah seperti binatang lain yang pernah ditemui penduduk desa sebelumnya, tetapi juga terlihat sangat berbeda. Mereka yang berhasil melarikan diri hidup-hidup menggambarkan binatang itu tampak seperti serigala, tetapi berukuran sapi, dengan bulu merah tebal dan taring besar.
Pembunuhan itu membuat Raja Louis XV mengirim pemburu profesional ke desa tersebut. Meskipun banyak serigala tewas dalam perburuan, binatang itu sendiri justru masih berkeliaran. Dalam dua tahun sejak pertama kali muncul, binatang itu telah membunuh 113 orang dan melukai lebih dari 30 orang. Namun suatu hari, seorang pemburu lokal bernama Jean Chastel berhasil menembak binatang itu dan tepat mengenai hatinya dengan peluru perak.
Ada dua teori yang saling bertentangan tentang apa yang terjadi pada tubuh binatang itu setelah tertembak. Pertama mengatakan bahwa penduduk desa yang dendam membakarnya dan kedua mengatakan, tubuh binatang itu dipamerkan di museum, tetapi karena baunya yang amat busuk, akhirnya dibuang. (mus)