Perhiasan Miss Universe Ternyata Dibuat di Demak Jawa Tengah

Kerajinan sentra logam dari limbah elektronik di Demak, Jawa Tengah
Sumber :
  • VIVA/Dwi Royanto

VIVA – Apa yang dilakukan pasangan pilot dan pramugari asal Kabupaten Demak, Jawa Tengah, ini sungguh menginspirasi. Demi meningkatkan hajat hidup masyarakat sekitarnya, pasangan suami istri tersebut rela banting setir menekuni bisnis pengolahan limbah elektronik menjadi ragam perhiasan bernilai tinggi. 

Belajar dari Manusia Rp2.000 Triliun Jensen Huang: Filosofi Hidup Tukang Kebun yang Bikin ‘Kaya Raya’

Keduanya adalah Ershad dan Dwi Indah Susilowati. Mereka adalah pemilik sekaligus penggagas sentra logam ZEN Silver yang beralamat di RT 1 RW 4, Desa Mijen, Kecamatan Kebun Agung, Demak. 

Melalui ketekunan dan keuletan, Ershad dan Indah mampu menyulap aneka limbah elektronik, seperti kabel listrik hingga komputer bekas menjadi barang mahal. Di bengkel sederhana rumahnya, limbah tersebut diolah menjadi perhiasan, wajan kuno, logo instansi, kerajinan wayang logam, hingga aneka produk logam lain. 

Cara PNM Dorong Pemberdayaan Ekonomi Gen Z

Produk mereka kini telah diekspor ke berbagai negara seperti Brasil, Belanda, Prancis, hingga Suriname. Aneka produk itu dijual antara Rp80 ribu sampai Rp3 juta. 

"Paling banyak kita bikin limbah elektronik jadi perhiasan. Seperti kalung yang banyak laku di negara Eropa," kata Ershad kepada VIVA, Selasa 20 Maret 2018.

Dulunya Tukang Cuci Piring, Pengusaha Ini Kini Punya Harta Rp1.900 Triliun

Kerajinan sentra logam dari limbah elektronik di Demak, Jawa Tengah

Usaha kedua pasutri itu telah dirintis sejak lima tahun silam. Baik Ershad maupun Indah bahkan rela meninggalkan pekerjaan lamanya sebagai pilot dan pramugari untuk merintis usaha mandirinya tersebut.

Usaha itu kini telah membuka lapangan kerja baru bagi warga sekitarnya, khususnya para ibu-ibu dan kaum disabilitas. Ershad dan istrinya mampu mengembangkan koperasi untuk masyarakat sekitarnya. 

"Saya memilih resign dari pekerjaan saya, penerbangan karena prihatin melihat masyarakat pemasukannya kecil. Nah dari sini kita berdayakan, " katanya.

Total ada sekitar 50 warga kini diberdayakan di bengkel logam milik Ershad. Saban harinya, mereka mampu memproduksi aneka produk logam yang dipesan pembeli. Uniknya, produk-produk itu dibuat dengan cara manual murni hasil kreativitas. 

Dalam sebulan, jumlah produksi produk antara 5.000 sampai 10.000 buah per bulan. Omsetnya pun cukup fantastis antara Rp100 hingga Rp300 juta. 

"Dari dinas koperasi dan UMKM juga mendampingi serta memberikan ruang pameran. Tahun ini Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto juga akan meresmikan desa ini jadi sentra logam, " ujar Ershad.

Kerajinan sentra logam dari limbah elektronik di Demak, Jawa Tengah

Mendunia

Daniel Iguh Budi Basuki, selaku Kepala Pemasaran Zel Silver, mengungkapkan produk kerajinan logam yang kini dikelola telah populer rapi pengerjaannya. Pada 2017 lalu, perhiasan yang dibuat juga pernah dipakai di ajang Miss Universe 2017. Selain itu, produknya juga rutin diminati Galeri Nusantara yang berkantor di Jakarta.

"Sempat dipesan dan dipakai  kontestan Indonesia. Produknya perhiasan seperti kalung. Makanya kita terus genjot pasar Eropa, " jelas Daniel. (ren)

Muiz Bocah 12 Tahun yang Rawat 7 Adiknya

Kisah Muiz Bocah 12 Tahun yang Rawat 7 Adiknya, Rela Jualan Demi Penuhi Kebutuhan Sehari-hari

Muizatul Halim, bocah berusia 12 tahun mengorbankan masa kecilnya untuk merawat ibu dan tujuh adik-adiknya. Ia rela berjualan demi penuhi kebutuhan sehari-hari.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024